Suara.com - Komisi I DPR segera berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN) terkait dugaan situs resmi BIN dan sejumlah kementerian yang diretas. Terkait peristiwa pembobolan itu, Komisi I DPR juga meminta semuanya tidak panik.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengaku belum bisa berkomentar lebih jauh lantaran ingin memastikan kabar terkait dugaan peretasan itu benar atau tidak.
"Saya akan segera komunikasi dengan mitra kami BIN, sampai saat ini kami belum menerima informasi. Jadi betul atau tidaknya informasi itu kita harus cek," kata Meutya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/9/2021).
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi.
Baca Juga: Kaspersky: Mustang Panda Kumpulkan Data Politik-Ekonomi Intelijen
Ia mengatakan masih menunggu laporan resmi dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berkaitan dengan dugaan peretasan.
"Apakah ini nyata atau masih klaim sepihak. Karena info dugaan peretasan ini masih didalami oleh otoritas keamanan siber di Indonesia. Kami sampaikan terimakasih atas info ini pada Insikt, tapi sebagai negara berdaulat, tentu publik harus menunggu pernyataan resmi pemerintah.
Namun begitu, Bobby mengimbau agar masyarakat tidak panik atas kabar dugaan peretasan situs milik sejumlah kementerian dan BIN.
"Tidak perlu panik, kami di Parlemen masih yakin, instrumen negara dalam hal ini masih berfungsi dengan baik, BSSN, Kemenkominfo dan lembaga-lembaga yang disebutkan itu," ujar Bobby.
Ditangani BSSN
Baca Juga: Situs Kementerian/Lembaga Dibobol Hacker China, BIN Hingga BSSN Diminta Turun Tangan
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate angkat suara soal peretas China diduga berhasil membobol 10 situs kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, salah satunya Badan Intelijen Negara (BIN).
Menurutnya, hal yang berkaitan dengan serangan siber ditangani langsung oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Yang terkait dengan serangan siber sebaiknya ke badan siber," kata Plate singkat saat dihubungi Suara.com, Senin (13/9/2021).
Lebih lanjut, pihaknya akan turut membantu sesuai tugas pokok dan fungsi Kementerian Kominfo.
"Kominfo selalu akan ikut membantu sesuai tupoksi Kominfo," tambahnya.
Hacker China
Sebelumnya diberitakan peretas asal China telah membobol jaringan internal sepuluh kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, termasuk (BIN). Penyusupan ini ditemukan oleh Insikt Group, divisi penelitian ancaman Recorded Future.
Mereka mengaitkan hal ini dengan Mustang Panda, peretas China yang dikenal dengan spionase siber yang menargetkan kawasan Asia Tenggara.
Peneliti Insikt pertama kali menemukannya pada April tahun ini, ketika mereka mendeteksi server command and control (C&C) malware PlugX, dioperasikan grup Mustang Panda, berkomunikasi dengan host di dalam jaringan pemerintah Indonesia.
Komunikasi ini kemudian ditelusuri kembali ke setidaknya Maret 2021. Titik intrusi dan metode pengiriman malware masih belum jelas.
Peneliti Insikt Group memberitahu pihak berwenang Indonesia tentang penyusupan tersebut pada Juni 2021 dan kemudian lagi pada Juli di tahun yang sama. Sayang, para pejabat dari Indonesia disebut tidak memberikan umpan balik untuk laporan tersebut.