Blak-blakan! Cerita Eks Napol Orba Rebutan Tidur di Lapas hingga Jatah Nasi Cadongan

Senin, 13 September 2021 | 14:00 WIB
Blak-blakan! Cerita Eks Napol Orba Rebutan Tidur di Lapas hingga Jatah Nasi Cadongan
Blak-blakan! Cerita Eks Napol Orba Rebutan Tidur di Lapas hingga Jatah Nasi Cadongan. Ilustrasi Suasana Blok C2 di Lapas Dewasa Klas 1 Tangerang, Tangerang, yang terbakar pada Rabu (8/9/2021). ANTARA FOTO
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peristiwa kebakaran yang terjadi di Lapas Kelas I Tangerang pada awal September 2021 mengundang rasa duka bagi Komunitas Mantan Narapidana Politik Orde Baru (KMNPOB). Salah satu anggotnya, Petrus Hariyanto mengatakan kalau kondisi sel lapas yang sesak seperti di Lapas Kelas I Tangerang itu sudah menjadi hal biasa bahkan sejak puluhan tahun silam.

Petrus merupakan tahanan politik Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang mendekam di dalam Lapas Cipinang sejak 1996 hingga 1999. Ia satu sel bersama Budiman Sudjatmiko, Jacobus Eko Kurniawan alias Jek, dan Anom Astika.

Menurutnya sel atau kamar bagi tahanan politik itu sedikit manusiawi karena kapasitasnya maksimal 5 orang.

Petrus mengakui, nasibnya masih mujur ketimbang napi-napi lainnya karena masih ada sedikit ruang kosong ketika tahanan politik tidur dalam waktu bersamaan.

"Itu sudah lumayan, walau ketika tidur hanya menyisakan sedikit ruang kosong. Kamar mandi saja yang tidak kami tiduri," kata Petrus saat dihubungi Suara.com, Senin (13/9/2021).

Akan tetapi, situasi berbeda tampak pada sel untuk warga binaan dengan kasus beragam seperti kriminal dan lain sebagainya. Meski ruangan selnya disebut besar, namun tidak sedikit pula napi yang ada di dalamnya.

Sejumlah warga binaan mengikuti acara doa bersama di Rutan Kelas II B Serang, Banten, Kamis (9/9/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Sejumlah warga binaan mengikuti acara doa bersama di Rutan Kelas II B Serang, Banten, Kamis (9/9/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

"Bisa diisi waktu itu 50 orang lebih," ujarnya.

Selain soal ruangan yang over kapasitas, makanan di dalam lapas juga disebutnya tidak pernah layak untuk dikonsumsi. Istilah nasi cadongan sudah tidak asing lagi bagi para napi.

Petrus menerangkan kalau nasi cadongan itu dibuat dari beras dengan kualitas yang paling rendah. Cara memasaknya juga dilakukan secara sembarang.

Baca Juga: Hari Ini, Polda Metro Periksa 14 Petugas Lapas Tangerang hingga Petugas Damkar

"Sayuran dimasukkan tong lalu direbus dan hanya diberi garam. Protein hanya dua kali dalam seminggu dapat sekepal daging," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI