Mensos dan Warga Pacitan Panik di Tengah Raungan Sirene, Ada Apa?

Senin, 13 September 2021 | 09:10 WIB
Mensos dan Warga Pacitan Panik di Tengah Raungan Sirene, Ada Apa?
Mensos, Tri Rismaharini dan Tagana. (Dok: Kemensos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bersama Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, masyarakat Pacitan, Jawa Timur panik. Raungan sirene menggema di penjuru wilayah. Hanya dalam hitungan detik, masyarakat tumpah ruah ke jalanan menyelamatkan diri, mulai dari anak-anak hingga lansia, berlomba menuju dataran yang lebih tinggi.

Kepanikan disebabkan oleh guncangan keras dari gempa megathrust yang timbul karena tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Fenomena tektonik ini berkekuatan 8 skala richter dengan epicenter 300 kilometer Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 kilometer. Selang beberapa saat, gelombang pasang 20 meter menyapu daratan, didahului surutnya air laut.

Di tengah kondisi mencekam, sekelompok orang berseragam biru sibuk mengatur massa dan mengarahkan mereka ke titik evakuasi yang telah ditentukan. Beberapa dari mereka menuntun lansia dan disabilitas yang tertatih. Mereka adalah Taruna Siaga Bencana (Tagana), yang sigap membantu masyarakat menuju lokasi evakuasi sementara.

Proses evakuasi merupakan bagian dari skenario simulasi evakuasi mandiri masyarakat di Kabupaten Pacitan, sebagai upaya menyiapkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami akibat gempa megathrust. Kegiatan tersebut dilaksanakan di wilayah Pelabuhan TPI Tamperan, Sabtu (11/09/2021 ).

Baca Juga: Puji Risma, DPR Sebut Pendirian SKA Merupakan Lompatan Besar Kemensos

"Pastikan kalian membuat simulasi lebih detail, kemana masyarakat harus menyelamatkan diri. Perhitungkan yang mengungsi adalah lanjut usia dengan waktu hanya sekitar 20 menit," kata Mensos.

Pelatihan dan simulasi evakuasi bencana merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh relawan Tagana.

“Tujuan pelatihan rutin adalah untuk membentuk mereka menjadi tenaga sukarelawan yang siap dalam penanganan bencana, baik pada pra saat maupun pasca bencana. Relawan Tagana juga diberikan materi terkait kebijakan Kemensos dalam rangka pengurangan risiko bencana,” ujar Koordinator Tagana Provinsi Jatim, Twi Adi beberapa waktu lalu.

WKabupaten Pacitan, berdasarkan penelitian BMKG, masuk dalam zona merah, karena dekat teluk yang mengumpulkan tenaga gelombang tinggi dan relatif dekat dengan letak episentrum gempa.

Baca Juga: Nekat Resign Dari Kemensos, Mantan PNS Ini Malah Sukses Bisnis Kuliner Babi Guling

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI