Suara.com - Saat kunjungan kerja ke Pulau Parang, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jumat (10/9/2021), Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo turut mengecek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), yang merupakan bantuan dari Kementerian ESDM.
Saat memasuki area PLTS, Ganjar menemukan ratusan baterai di tempat itu mati. Akibatnya, pasokan listrik di tempat itu menjadi terganggu.
Saat ini, sumber listrik di pulau itu dipasok dari pembangkit listrik tenaga diesel dan pembangkit listrik tenaga surya, bantuan dari Denmark.
"Ini sudah lama tidak berfungsi pak. Baterainya mati semua. Kami kalau beli tidak sanggup karena biayanya mahal sekali," kata petinggi Pulau Parang, Muh Zaenal Arifin.
Zaenal mengatakan, listrik di desanya itu memang sudah menyala 24 jam, namun karena salah satu sumber energi tidak berfungsi sejak 2004 lalu karena baterai mati, pasokan listrik agak terganggu.
"Kami berharap Pak Ganjar bisa membantu. Kami titip supaya listrik di Pulau Parang, Nyamuk dan Genting bisa seperti Karimunjawa, yang mengelola PLN," ucapnya.
Jika dikelola mandiri warga, biaya operasional dan perawatan dirasa sangat memberatkan. Meskipun ada subsidi, namun masyarakat tidak bisa kalau harus membeli baterai.
"Kami sudah mengajukan bantuan ke pemda (pemerintah daerah), sudah lima tahun belum ada penanganan," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengatakan butuh transformasi energi, termasuk dalam pengelolaan listrik di Pulau Parang. Jika dibebankan warga, warga tidak sanggup.
Baca Juga: Larang Siswa PTM Pakai Transportasi Umum, Ganjar Pranowo Dikecam Warganet
"Dulu saya ingat betul, saya masuk Karimunjawa, listrik pakai diesel dan hanya menyala 6 jam. Setelah itu, kita bantu sekarang bisa 24 jam. Di Pulau Parang ini juga dulu tidak ada listrik, kemudian diambilkan diesel bekas dari Karimunjawa untuk di sini," jelasnya.