Suara.com - Dua wartawan Afghanistan yang meliput aksi protes perempuan di Kabul dipukuli habis-habisan oleh pasukan keamanan Taliban.
Menyadur Sky News Kamis (9/9/2021) Human Rights Watch mengungkapkan jika Taqi Daryabi dan Nemat Naqdi, dari outlet media Etilaat-e Roz, ditahan dan dianiaya pada Selasa (7/9/2021).
Kedua pria tersebut sedang meliput aksi protes yang dilakukan oleh perempuan di kota Kabul. Mereka menuntut agar Taliban menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan.
Etilaat-e Roz menjelaskan bahwa petugas dari Taliban membawa kedua wartawan tersebut ke kantor polisi.
Baca Juga: Afghanistan: Janji Kesetiaan yang Mengikat Al-Qaida dengan Taliban
Kedua wartawan tersebut kemudian dibawa ke dalam tahanan terpisah dan memukuli mereka menggunakan kabel.
Mereka berdua dibebaskan pada hari Rabu dan telah menerima perawatan medis di rumah sakit karena mengalami luka di punggung dan wajah.
Zaki Daryabi, pemimpin redaksi Etilaat-e Roz, mengatakan: "Dua rekan saya ditahan dan dipukuli oleh Taliban selama empat jam."
"Karena penyiksaan terus-menerus dan brutal oleh Taliban, para wartawan sempat kehilangan kesadaran hingga empat kali," sambungnya.
"Ini tidak dapat diterima. Kami ingin Taliban membawa tentara mereka ke pengadilan. Kami dan semua organisasi media berdiri bersama melawan penyiksaan yang tidak dapat diterima ini."
Baca Juga: Hanif, Musikus Afghanistan Ingin ke Australia Tapi Tertahan di Indonesia
Human Rights Watch mengatakan anggota Taliban yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pengunjuk rasa dan jurnalis harus dihukum.
"Pihak berwenang Taliban mengklaim bahwa mereka akan membiarkan media berfungsi selama mereka 'menghormati nilai-nilai Islam', tetapi mereka semakin mencegah wartawan melaporkan demonstrasi," jelas Patricia Gossman, direktur asosiasi Asia di Human Rights Watch.
"Taliban perlu memastikan bahwa semua jurnalis dapat melakukan pekerjaan mereka tanpa batasan yang kasar atau takut akan pembalasan," sambungnya.
Human Rights Watch juga melaporkan bahwa pihak berwenang Taliban juga menahan seorang jurnalis foto bernama Wahid Ahmadi dari Tolonews pada hari Selasa dan membebaskannya pada hari itu juga.
Pihak berwenang Taliban dilaporkan menyita kamera milik Wahid dan mencegah wartawan lain merekam protes penangkapannya.