LaporCovid-19: Selama Masih Pandemi, Vaksin Tidak Boleh Dikomersilkan

Rabu, 08 September 2021 | 17:30 WIB
LaporCovid-19: Selama Masih Pandemi, Vaksin Tidak Boleh Dikomersilkan
Ilustrasi Vaksin dan Nakes
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Koalisi Warga LaporCovid-19 merespon rencana Kementerian Kesehatan untuk menetapkan harga vaksin Covid-19 untuk dosis ketiga atau booster bagi masyarakat tahun depan.

Co-Inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif menegaskan selama pandemi belum selesai, vaksin Covid-19 harus gratis bagi seluruh masyarakat.

"Poinnya adalah selama pandemi ini masih terjadi sangat tidak etis untuk diperjualbelikan, kenapa sih pandemi patokannya? ya pandemi itu ada kegawatdaruratannya di situ," kata Arif dalam diskusi virtual, Rabu (8/9/2021).

Arif menyebut jika vaksin Covid-19 dikomersilkan saat pandemi masih berlangsung maka masyarakat akan kesulitan mendapatkan hak untuk sehat.

Baca Juga: Ini Arti Warna Status Vaksinasi di dalam Platform PeduliLindungi

"Kalau dilepaskan ke pasar maka yang bisa mengakses dan membeli adalah orang-orang yang memiliki power uang dan seterusnya. Kita lihat vaksin di pasar juga ada seperti vaksin flu, tapi itu kan tidak terjadi pandemi influenza, jadi selama pandeminya masih ada sangat tidak etis kalau itu dilepas ke pasar," tegasnya.

Ilustrasi vaksinasi Covid-19 di Balikpapan. [Presisi.co]
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 di Balikpapan. [Presisi.co]

Sebelumnya, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan saat ini pihaknya tengah merencanakan skema vaksinasi booster untuk masyarakat umum tahun depan, tapi berbayar.

"Tahun depan kami sudah membuat skema untuk melakukan booster bagi yang sudah divaksin dosis 1 dan 2, bagi yang belum divaksin karena umur di bawah 11 tahun akan beralih ke 12 tahun, maka itu akan menerima dosis 1 dan 2," kata Maxi dalam diskusi KPCPEN-FMB9, Selasa (7/9/2021).

Menurutnya, vaksin booster nanti mungkin tidak gratis karena anggaran negara hanya cukup untuk vaksinasi 2 dosis pertama, jikalau gratis pasti akan diprioritaskan kepada masyarakat miskin.

"Skema ini sudah kami buat, sekalipun pemerintah tidak mampu melakukan pembayaran kepada seluruh penduduk seperti sekarang ini. Jadi kita akan prioritaskan terutama yang masuk dalam penerima bantuan seperti masyarakat miskin, jumlahnya cukup banyak sekitar 100 juta itu akan kita prioritaskan untuk dilakukan program pemerintah untuk booster," jelasnya.

Baca Juga: 15 persen Anak 12-18 Tahun di Jakarta Belum Divaksin, Orang Tua Diminta Beri Izin

Saat ini, vaksinasi booster hanya diberikan bagi tenaga kesehatan yang dinilai bekerja dengan resiko tinggi terpapar Covid-19, tercatat sudah 726,589 nakes sudah di-booster dari total 1.468.764 nakes.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI