Suara.com - Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL berencana menemui Ketua DPD LaNyalla Mattalitti. Pertemuan itu guna menyampaikan aspirasi mereka terkait dengan penutupan PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Sebelum menyampaikan aspirasi, aliansi tersebut juga telah melakukan aksi nyata. Mulai dari menemui pemerintah daerah setempat hingga melakukan aksi jalan kaki 1.700 km dari Sumatera Utara ke Jakarta.
Perjalanan selama 44 hari, dimulai pada 14 Juni dan tiba di Jakarta pada 27 Juli 2021.
"Agar aspirasi ini tersampaikan dengan baik, kami dari Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL berencana bertatap muka dengan Ketua DPD LaNyalla M Mattalitti bersama pimpinan atau anggota DPD lainnya pada," tulis Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL di surat terbuka, Rabu (8/9/2021).
Baca Juga: Optimistis Indonesia Bangkit, La Nyalla Kutip Lagu Iwan Fals di Sidang Tahunan
Adapun aksi jalan kaki ini utamanya dilakukan oleh tiga aktivis yakni Togu Simorangkir, Anita Martha boru Hutagalung, dan Irwandi Sirait. Sementara ada 7 orang menjadi pendukung.
Presiden Joko Widodo, telah menerima aspirasi tim 11, yang mewakili kebanyakan suara masyarakat Sumut. Presiden menerima Togu Simorangkir pada 6 Agustus 2021.
Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Jokowi. Pertama, ia merasa kaget bahwa banyak informasi mengenai pencemaran dan perusakan lingkungan, yang sampai kepadanya berbeda dengan realitas lapangan yang disampaikan Togu.
Kedua, Jokowi berjanji akan menyelesaikan sengketa agraria dan tenurial 15 komunitas masyarakat adat di Sumut.
Ketiga, ada rencana untuk mengunjungi Kawasan Danau Toba dan melakukan penanaman pohon.
Baca Juga: La Nyalla di Sidang Tahunan MPR: Kami Tak Setuju Negara Disebut Gagal Tangani Pandemi
Sementara itu, Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL mengatakan mereka tidak mau janji manis saja.
Mereka akan memastikan agar perusak lingkungan, pelaku kekerasan berulang kepada warga sipil dan masyarakat adat, harus dituntaskan.
“Tutup perusahaan perusak lingkungan. Kami juga ingin suku Batak tetap terpelihara-lestari tradisi adat, sosial budaya, ekonomi dan lingkungannya,” tambah mereka. [Aulia Ivanka Rahmana]