Suara.com - Dari 41 narapidana yang meninggal dunia akibat kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Tangerang, dini hari tadi, terhadap seorang napi kasus terorisme, seorang napi kasus pembunuhan, dan napi kasus narkoba berkewarganegaraan Afrika Selatan serta Portugal.
Warga binaan yang meninggal dunia paling banyak terjerat kasus narkoba.
Selain menewaskan 41 warga binaan, kebakaran juga melukai puluhan orang di Blok C2.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan setelah selesai rapat akan mengunjungi lokasi kebakaran. Dia mengatakan sejak tadi sudah memantau perkembangan demi perkembangan di lapangan.
Baca Juga: Korban Kebakaran Lapas Tangerang Menjerit Minta Tolong, Cuma 20 Napi Selamat
Sebagaimana diharapkan sejumlah anggota DPR, Yasonna mengatakan jajarannya bersama aparat penegak hukum dari institusi yang lain akan melakukan investigasi mengenai penyebab kebakaran.
"Tentu saja kami akan bekerjasama dengan semua pihak terkait untuk menyelidiki sebab-sebab kebakaran dan tentu saja memformulasikan strategi pencegahan agar musibah berat seperti ini tidak terjadi lagi," katanya dalam laporan reporter Suara.com.
Yasonna juga menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga napi yang meninggal dunia.
Dia telah memerintahkan jajaran untuk fokus evakuasi terhadap napi yang selamat dan mendampingi selama proses pemulihan.
Tim Disaster Victim Identification Polri dikerahkan untuk membantu identifikasi 41 korban meninggal dunia.
Baca Juga: MENCEKAM! 100 Napi Menjerit-jerit di Tengah Kobaran Api Kebakaran Lapas Tangerang
Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dalam laporan Antara mengatakan Bareskrim Polri membantu Polda Metro Jaya dalam mempercepat penanganan kebakaran.
"Kapolda Metro sudah in charge di lapangan bersama Dirjen Lapas. Back up Labfor Polri lakukan," kata Agus.
Selain DVI Polri, Bareskrim Polsi juga menerjunkan Pusat Laboratorium Forensik untuk membantu mengidentifikasi penyebab kebakaran.
Menurut informasi di lapangan, sebanyak 41 jenazah narapidana yang tewas dalam kebakaran Lapas Kelas I Tangerang rencananya dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk keperluan identifikasi.