Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut sertifikat vaksin Presiden Joko Widodo yang tersebar di media sosial kemungkinan bocor karena Nomor Induk Kependudukan atau NIK Jokowi memang terlihat saat Pemilihan Presiden.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, hal ini tidak akan terjadi lagi karena pemerintah akan terus memperbaiki keamanan data pribadi di aplikasi Pedulilindungi.
"Terkait tersebarnya NIK presiden, hal ini dimungkinkan karena NIK presiden tersedia sebagai data calon presiden pada saat pemilihan presiden," kata Wiku dalam jumpa pers virtual, Selasa (7/9/2021).
Wiku menyebut saat ini digunakan parameter dalam aplikasi Pedulilindungi, yaitu NIK, tanggal lahir, tanggal vaksin, dan jenis vaksin.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, Satgas Bandingkan Peringkat Indonesia dengan Negara Tetangga
"Penting untuk diketahui bahwa saat ini digitalisasi vaksinasi dari kementerian kesehatan masih dalam tahap transisi menuju satu data," ujar Wiku.
Sebelumnya, seorang warganet mengunggah foto yang menunjukkan surat keterangan vaksinasi Covid-19 di Twitter. Ternyata, surat keterangan vaksinasi Covid-19 itu milik Presiden Jokowi bisa dilihat secara umum melalui PeduliLindungi.
Dari unggahannya tersebut, terpampang jelas identitas lengkap Jokowi mulai dari nama, tanggal lahir hingga NIK. Barcode dua dimensi atau akrab dikenal dengan quick response code (QR code) juga terpampang tanpa disensor oleh pengunggahnya.
Selain itu, terdapat pula keterangan bahwa Jokowi sudah menjalani vaksinasi Covid-19 untuk dosis kedua pada 27 Januari 2021.
Terlihat dari aktivitasnya, pengunggah dapat bebas mengakses sertifikat vaksin milik orang lain. Terbukti halnya ia bisa memeriksa sertifikat milik Jokowi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ziarah ke Makam Bung Karno, Jalanan Disemprot Disinfektan
Dalam kesempatan yang sama, ia menuding kalau Jokowi sudah menerima vaksin ketiga. Ia membuktikan hal tersebut dengan munculnya kolom surat vaksin ketiga milik Jokowi.