Suara.com - Seorang pengungsi Afghanistan di Amerika Serikat membagikan foto makanan yang diberikan kepadanya dan langsung viral di media sosial.
Hamed Ahmadi, pengungsi Afghanistan yang tinggal di Fort Bliss di El Paso Texas mengunggah foto makanan yang ia terima di media sosial.
"Bukan mengeluh tapi inilah yang saya dapatkan untuk makan malam dan makanan berikutnya 12 jam kemudian," tulis Hamed di akun Twitter-nya.
"Kehidupan pengungsi mungkin aman tetapi tidak pernah mudah dan menyenangkan. Fort Malcolm El Paso Texas," sambungnya.
Baca Juga: Taliban dan NU secara Aqidah-Syariah Sama, Begini Penjelasan Said Aqil
Dalam unggahannya terlihat sekotak makanan yang berisi dua potong daging dan beberapa potong buah-buah, dan ada satu kotak yang tidak terisi makanan.
Postingan tersebut tak butuh waktu lama untuk mengundang beragam komentar dari warganet. Sebagian menganggapnya tidak berterimakasih.
"Alih-alih mengucapkan terima kasih, Anda mengeluh tentang makanan yang Anda terima secara gratis sehingga tidak memenuhi selera Anda. Siapa yang meminta Anda untuk melarikan diri dari negara asal Anda," tulis seorang warganet.
Warganet lain berkomentar: "Saya melihat irisan roti di sisi kiri, yang tidak Anda tunjukkan. Anda men-tweet dari iPhone, yang mahal. Anda harus berterima kasih kepada orang-orang yang menyelamatkan hidup Anda & Anda keluar dari negara hidup-hidup & Anda sedang makan."
Baca Juga: Paman Sam Pilih Pfizer Sebagai Penguat, Apa Kabar Moderna?
Cuitan Ahmadi bahkan mengundang komentar dari tokoh-tokoh yang ada di Amerika Serikat. Salah satunya Jon Nicosia, jurnalis AS. "Ini bukan cara Anda mengucapkan terima kasih." tweetnya.
"Ini lebih baik daripada banyak makanan yang saya makan saat menghabiskan 18 bulan di negara Anda melakukan apa yang tidak Anda lakukan," tulis seorang veteran AS.
Komentator Partai Republik Amy Tarkanian juga mengomentari tweet Ahmadi dan menyindir unggahannya di media sosial.
"Saya tidak dapat menghubungi seorang veteran tunawisma untuk menanyakan bagaimana mereka menyukai makanan gratis dan perumahan gratis karena mereka tidak mendapatkan barang-barang itu. Mereka juga tidak memiliki iPhone." tulisnya.
Bahkan beberapa warganet meminta Ahmadi meninggalkan AS dan kembali ke Afghanistan jika dia tidak puas dengan kualitas makanan di Fort Bliss.
Berbicara kepada The Independent, Ahmadi mengatakan bahwa postingannya tersebut bukan bentuk keluhan, namun menggambarkan situasi pengungsi Afghanistan.
"Inti dari tweet itu bukanlah … untuk mengeluh," buka peraih beasiswa 28 tahun tersebut kepada The Independent.
"Saya baru saja menggambarkan situasi pengungsi Afghanistan yang berada dalam situasi yang tidak pernah mereka inginkan," sambungnya.
Beberapa pengguna Twitter juga memberikan dukungannya dan mengatakan bahwa mereka mengerti apa yang dia alami.
"Saya terpaksa melarikan diri dari Afghanistan ... jika saya memiliki lebih banyak ruang (di Twitter), saya akan menambahkan lebih banyak penjelasan - karena saya ingin mengatakan bahwa ini adalah kehidupan pengungsi. Dan kita harus bersabar." jelasnya.
Menyadur The Independent Selasa (7/9/2021), Ahmadi sempat menjadi wartawan dan cendekiawan ketika ia hidup di Kabul, sebelum Afghanistan kembali dikuasai oleh Taliban.
Saudaranya meninggal dua bulan lalu sebagai pejuang ops khusus dengan Pasukan Pertahanan Nasional Afghanistan memerangi Taliban.
Kakak perempuan lainnya meninggal tahun lalu karena Covid. Seorang saudari lainnya, yang sedang hamil, saat ini bersembunyi dari Taliban karena dia pernah menjadi anggota kepolisian Afghanistan, katanya.
Ahmadi dibantu keluar dari Afghanistan oleh sebuah LSM Amerika Serikat yang pernah bekerja dengannya sebelumnya.
Dia dan rekan-rekannya menunggu tiga hari untuk diizinkan melewati bandara, lalu berhasil naik ke pesawat militer AS. Mereka pergi ke Qatar, Jerman, DC, lalu Texas.