Terduga Korban Pelecehan Pegawai KPI Bikin Surat untuk Netizen Indonesia, Ini Isinya

Selasa, 07 September 2021 | 08:57 WIB
Terduga Korban Pelecehan Pegawai KPI Bikin Surat untuk Netizen Indonesia, Ini Isinya
Pengacara terduga pelaku pelecehan pegawai KPI, MS. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - MS, terduga korban perundungan dan pelecehan di KPI, membuat surat terbuka meminta masyarakat untuk berhenti merundung keluarga dan anak para terduga pelaku yang melakukan pelecehan seksual dan perundungan terhadapnya.

Rony E Hutahaean, kuasa hukum MS, membenarkan surat terbuka itu dibuat oleh kliennya.

“Benar (surat) itu dibuat oleh klien kami,” kata Rony kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/9/2021).

Kepada Rony, MS mengaku membuat surat itu agar kasus yang dihadapinya fokus pada penyelesaian perkara.

Baca Juga: MS Bakal Dipolisikan Balik Para Terduga Pelaku, Kuasa Hukum: Kami Tak Ambil Pusing

Di samping itu, MS juga berharap agar perundungan yang dialami tidak terulang kepada keluarga terduga pelaku, khususnya anak-anak mereka.

“Jangan sampai terulang hal yang sama,” kata Rony.

Dalam surat terbuka yang dibuat MS kepada masyarakat Indonesia, khususnya pengguna media sosial untuk berhenti merundung keluarga dan anak-anak terduga pelaku. Surat itu tertanggal 5 September 2021.

“Melalui surat ini, saya memohon agar Netizen tidak berkomentar negatif dan menampilkan identitas keluarga para terduga pelaku dan bullying dan kekerasan seksual," tulisnya MS dalam suratnya.

Surat dari MS korban pelecehan di KPI untuk netizen Indonesia. (istimewa)
Surat dari MS korban pelecehan di KPI untuk netizen Indonesia. (istimewa)

Dia meminta agar masyarakat fokus mengawal perkaranya.

Baca Juga: Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di KPI Berencana Gugat Balik Pelapor Pakai UU ITE

“Tetaplah fokus terhadap kasus saya dan pelakunya. Saya sebagai manusia mempertimbangkan segala aspek etika dan nilai-nilai kemanusian,” ungkap MS.

Dia berharap perundungan yang dialaminya tidak terjadi terhadap keluarga terduga pelaku.

“Saya khawatir keluarga pelaku, seperti: anak, istri dan orang tuanya mendapatkan dampak psikis atau trauma berkepanjangan seperti yang saya alami. Apalagi anak dari pelaku. Masa depan Indonesia berada di tangan generasi berikutnya. Demikian, surat ini, saya tulis atas inisiatif saya sendiri tanpa ada paksaan tekanan dari pihak manapun," tutupnya dalam suratnya itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI