Suara.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk memerintahkan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) agar mengikuti segala rekomendasi yang dihasilkan Komnas HAM dan Ombudsman terkait tes wawasan kebangsaan (TWK).
Desakan itu disampaikan AJI menyusul perwakilan 57 pegawai KPK yang berkunjung ke kantor AJI Indonesia di Jakarta pada Jumat (3/9/2021).
Berdasarkan keterangan tertulis AJI, diketahui perwakilan KPK dan pengurus AJI mendiskusikan temuan dua lembaga negara yakni Ombudsman RI dan Komnas HAM RI yang menyebut ada berbagai pelanggaran dan siasat penyingkiran pegawai KPK melalui pelaksanaan tes wawasan kebangsaan (TWK).
Adapun desakan pertama kepada Jokowi ialah mendesak Presiden berpegang teguh pada komitmen awal dan membuktikannya dengan sikap konkret menengahi polemik TWK pegawai KPK.
Kedua, AJI mendesak Presiden Jokowi untuk mengikuti rekomendasi Komnas HAM berupa tindakan korektif untuk mengangkat seluruh pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos TWK.
"Presiden Jokowi memerintahkan KPK untuk mengikuti rekomendasi Komnas HAM dan melaksanakan tindakan korektif yang diminta Ombudsman," tulis Sasmito Madrim, Ketua Umum AJI Indonesia dalam keterangannya, Minggu (5/9/2021).
Sebagaimana diketahui, Ombudsman menemukan ada cacat administrasi berlapis, penyimpangan prosedur, dan penyalahgunaan dalam proses pembentukan kebijakan, pelaksanaan TWK, serta penetapan hasil.
Menurut AJI, temuan dan pendapat Ombudsman RI merupakan pendapat hukum yang teruji. Karena itu harus dipatuhi oleh lembaga pelayanan publik terlapor, yaitu KPK.
Sementara Komnas HAM mendapati proses alih status pegawai KPK menjadi ASN melalui asesmen TWK diduga kuat merupakan bentuk penyingkiran terhadap pegawai tertentu dengan latar belakang tertentu.
Baca Juga: Komnas HAM Kirim Rekomendasi ke Jokowi Soal TWK, Pengamat: Mestinya Segera Ditindaklanjuti
"Indikasi itu ditunjukkan di antaranya dengan adanya profiling lapangan terhadap sejumlah pegawai KPK," ujar Ketua Umum AJI, Sasmito.