Viral Penumpang Tak Bisa Terbang, Aplikasi eHAC dan PeduliLindungi Bermasalah

Minggu, 05 September 2021 | 11:54 WIB
Viral Penumpang Tak Bisa Terbang, Aplikasi eHAC dan PeduliLindungi Bermasalah
Seorang pengguna eHAC di Kota Bekasi, Jawa Barat, memperlihatkan aplikasi lama yang sudah tidak berfungsi, Selasa (31/8/2021). ANTARA/Andi Firdaus
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar video seorang pria membagikan situasi dan kondisi di bandara yang dipenuhi oleh penumpang yang gagal melakukan penerbangan.

Video tersebut dibagikan oleh akun Instagram @undercover.id, Minggu (5/9/2021).

Dalam video tersebut, terlihat sejumlah penumpang tampak panik.

Seorang pria dalam video tersebut menjelaskan bahwa penumpang tak bisa terbang lantaran aplikasi eHAC dan PeduliLindungi sedang bermasalah.

Baca Juga: Kemenkes: Tidak Ada Kebocoran data di PeduliLindungi, Tapi Penyalahgunaan Informasi

"Tolong informasi ini dishare ke media sosial kalian. Biar pemerintah tahu bahwa ini sekarang di sini sedang terjadi kepanikan, temen-temen kita dapat dikatakan tidak bisa terbang kecuali sudah mempunyai aplikasi eHAC dan PeduliLindungi," ujarnya, dikutip Suara.com.

Aplikasi Eror

Dalam video tersebut, terlihat sejumlah penumpang tampak sedang sibuk mengurus dokumen dan syarat agar bisa terbang.

Sebab, aplikasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk diunduh sedang mengalami masalah.

Server aplikasi eHAC dan PeduliLindungi disebut sedang bermasalah.

Baca Juga: VIRAL Ibu Badut Mickey Mouse Berteduh dari Hujan Kasih Makan Anak, Netizen Berurai Airmata

Dalam video tersebut, mereka tampak sedang mencoba mengisi formulir untuk bisa melakukan penerbangan.

Penumpang tak bisa terbang gara-gara aplikasi eror. (Instagram/@undercover.id)
Penumpang tak bisa terbang gara-gara aplikasi eror. (Instagram/@undercover.id)

"Sementara aplikasi eHAC itu servernya down, PeduliLindungi juga tidak bisa eror terus. Makanya ini temen-temen nggak bisa terbang," jelasnya.

Untungnya, pria tersebut langsung menghubungi Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) untuk meminta bantuan.

Akhirnya, pihak KJRI mengeluarkan surat yang perlu diisi oleh penumpang.

Pria tersebut menyampaikan, kewajiban mengunduh aplikasi itu harus dihapus.

"Tolong kepada pemerintah kewajiban mengunduh aplikasi ini harus dihapus. Yang penting punya PCR," pungkasnya.

Komentar Warganet

Video viral itu mendapatkan respon dari warganet lainnya. Mereka ikut memberikan komentar.

"Tidak semua aplikasi menjadi solusi," kata warganet.

"Betul banget tuh, aplikasi sampah bikin susah masyarakat," timpal warganet.

"Udah server ampas, keamanan data juga nggak jelas tapi apa-apa pengen serba digital," ujar warganet lain.

"Betul, kalau bisa hapus aja efek manfatnya kurang efektif malah bikin antrian padat dan juga pengecekan suhu termometer hapus aja pak kalau udah swab PCR yang pasti hasil negatif, buat apa cek suhu lagi?" imbuh warganet lain.

Bukan Cuma eHAC, Aplikasi PeduliLindungi Diduga Juga Bermasalah

Analis media sosial sekaligus Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengungkap berbagai kelemahan yang ada di aplikasi PeduliLindungi. Menurutnya, aplikasi besutan Kementerian Komunikasi dan Informatika itu terlalu sering meminta akses, terutama akses GPS atau pelacak lokasi pengguna di tampilan latar belakang.

"Aplikasi PeduliLindungi ini selalu minta akses lokasi. Terus aplikasi kerap memberikan notifikasi di ponsel," kata Ismail saat dihubungi Suara.com via telepon, Selasa (31/8/2021).

Ismail menilai, aplikasi PeduliLindungi tak perlu melacak pengguna untuk merekam data saat bepergian. Seharusnya, akses lokasi cukup dinyalakan di beberapa tempat penting seperti di mal.

"Kita enggak perlu dipantau ke mana-mana. Kalau misalkan mau ke mal, ya sudah GPS harusnya menyala di sana saja. Kalau ke luar sebentar atau kamar mandi, itu enggak perlu dinyalakan (GPS) seharusnya," jelas Ismail.

Ismail juga memberikan tipsnya dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Ia bercerita, jika harus menggunakan PeduliLindungi saat keluar rumah, maka ia akan mengunduh aplikasi. Jika urusan selesai, ia lantas menghapusnya kembali.

"Hapus-download kalau saya, jadi berulang saja. Meskipun tidak praktis," ujarnya.

Hal ini dipilih karena Ismail masih merasa belum yakin terkait keamanan data yang direkam di PeduliLindungi. Terlebih, informasi terbaru aplikasi eHAC telah ramai diberitakan karena adanya dugaan kebocoran data.

"Kalau saya sih belum yakin saja, makanya saya lakukan (hapus-download) itu," jelas Ismail.

Secara terpisah, Kementerian Kesehatan mengakui bahwa aplikasi PeduliLindungi masih belum ramah digunakan masyarakat. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anas Ma'ruf mengaku pihaknya banyak mendapat laporan bahwa aplikasi memang masih sulit diakses masyarakat banyak.

"Tentu pemerintah akan meningkatkan dan mengembangkan aplikasi PeduliLindungi sehingga fitur-fitur dan akses menjadi lebih mudah," kata Anas dalam konferensi pers virtual.

Lebih lanjut, kata Anas, upaya ini akan terus dilakukan pemerintah. Alasannya, aplikasi PeduliLindungi saat ini sudah banyak digunakan untuk berkunjung di berbagai tempat, salah satunya mall.

"Pemerintah terus mengembangkan aplikasi PL. Sehingga dari sisi infrastruktur, arsitektur, performance, dan fitur-fitur yang ada, terus dikembangkan dan diperbaiki. Sehingga aksesibilitas ke seluruh masyarakat jadi lebih mudah," paparnya.

Sebagai informasi, PeduliLindungi adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).

Aplikasi ini mengandalkan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita COVID-19 dapat dilakukan.

Berdasarkan pantauan Suara.com di Google Play Store, aplikasi PeduliLindungi memerlukan akses izin seperti kamera, lokasi (GPS), hingga penyimpanan (galeri).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI