Berperang Sejak 2015, Taliban Tidak Berhubungan Baik Dengan ISIS

Jum'at, 03 September 2021 | 20:22 WIB
Berperang Sejak 2015, Taliban Tidak Berhubungan Baik Dengan ISIS
Taliban berhasil menguasai kembali Afganistan. [DW Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Abdul Kadir Jailani mengatakan, kalau pihak Taliban tidak memiliki sangkut paut dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Bahkan, dia menyatakan, jika keduanya tidak memiliki hubungan yang baik sejak berperang mulai dari 2015. 

Padahal, menurutnya, banyak mantan anggota Al Qaeda yang menjadi anggota ISIS di Afghanistan. Namun hal tersebut tidak dapat mengubah buruknya hubungan antara dua kelompok. 

"Taliban juga tidak berhubungan baik dengan ISIS, mereka telah berperang sejak tahun 2015," kata Abdul dalam acara diskusi Center for Dialogue and Cooperation Among Civilization (CDCC), secara daring, Jumat (3/9/2021).

Abdul menerangkan, ISIS melihat Taliban sebagai kelompok yang terjebak dalam semangat nasionalisme. Kondisi itu jelas memperlihatkan semangat Taliban yang bertentangan dengan ISIS. 

Baca Juga: Kemlu Belum Dapat Info Kelompok Teroris di Indonesia Punya Keterkaitan dengan Taliban

"Mereka juga menolak sikap Taliban bersedia berunding dengan Amerika Serikat," ujarnya. 

Lanjut Abdul menjelaskan, Taliban telah menolak ideologi terorisme sejak 10 tahun silam. Komitmen Taliban itu juga sudah diakui oleh PBB melalui Resolusi 1988. 

Meski demikian, ia menyebut kalau Taliban masih termasuk dalam sanksi Dewan Keamanan PBB di mana konsekuensinya ialah pelarangan perjalanan luar negeri. 

Ketika menjadi Ketua Komite Sanksi Dewan Keamanan PBB pada 2019, Indonesia mengupayakan pengecualian atas travel banned tersebut ketika pejabat Taliban hendak melakukan perjalanan dalam rangka upaya perdamaian selama beberapa bulan.

"Sebagai informasi saat ini India yang menjadi ketua komite juga sedang mempertimbangkan perpanjangan pengecualian tersebut."

Baca Juga: Indonesia Minta Bantuan Taliban Amankan KBRI dan Evakuasi WNI ke Bandara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI