Suara.com - Korea Utara menolak sekitar 3 juta dosis vaksin Covid-19 dari China dan menyarankannya memberikan pada negara lain yang lebih membutuhkan, kata Unicef.
Menyadur France 24 Kamis (2/9/2021), kementerian kesehatan masyarakat Korea Utara mengatakan 2,97 juta dosis Sinovac yang ditawarkan dapat dipindahkan ke negara-negara yang terkena dampak parah.
Korut juga menekankan pasokan global vaksin Covid-19 terbatas dan adanya lonjakan berulang di beberapa negara, kata juru bicara UNICEF pada AFP.
Pyongyang akan terus berkomunikasi dengan COVAX untuk menerima vaksin COVID-19 dalam beberapa bulan mendatang, tambah mereka.
Baca Juga: Krisis Pangan, Korea Utara Ajak Warganya Nonton Kartun tentang Bahaya Makan Berlebihan
Pada bulan Juli, sebuah think tank Korea Selatan yang berafiliasi dengan agen mata-mata Seoul mengatakan Pyongyang juga menolak vaksin AstraZeneca.
Vaksin yang ditawarkan dalam skema Covax ini kemungkinan tak diterima karena adanya kekhawatiran tentang efek samping.
Institut Strategi Keamanan Nasional menambahkan ada dua kemungkinan mengapa Korea Utara mau menerima vaksin-vaksin tersebut.
Pertama, mereka tidak memiliki penyimpanan dingin yang cukup untuk vaksin Pfizer dan Moderna dan yang kedua, Kim Jong Un skeptis tentang efektivitas vaksin China.
Korea Utara adalah negara pertama yang mengunci perbatasan dengan China.
Baca Juga: Keren! Korea Utara Kembangkan Alat Tes COVID-19 Buatan Sendiri
Pyongyang menegaskan pihaknya belum melihat adanya kasus virus corona tapi mereka telah membayar harg yang sangat mahal untuk blokade tersebut, salah satunya krisis pangan.
UNICEF mendistribusikan vaksin di bawah program Akses Global Vaksin COVID-19 (Covax) untuk negara-negara berpenghasilan rendah.