Bertemu Menlu Retno, Ini Pesan Khusus dari Taliban untuk Indonesia

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 02 September 2021 | 15:50 WIB
Bertemu Menlu Retno, Ini Pesan Khusus dari Taliban untuk Indonesia
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. [Suara.com/Stephanus]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan, Taliban berkomitmen membentuk pemerintahan yang inklusif di Afghanistan.

Melansir laman kantor berita Anadolu, Kamis (2/9/2021), Menlu Retno mengatakan, hal itu disampaikan Taliban dalam pertemuan yang dilakukan di Doha, Qatar, pada 26 Agustus.

Menurut Retno, pemerintahan yang inklusif akan mengurangi instabilitas dalam negeri serta memudahkan Taliban dalam menjalin hubungan dengan dunia luar.

“Kita bertemu dengan Taliban sengaja untuk menggunakan window of opportunity untuk menyampaikan pesan dan harapan Indonesia,” kata Menteri Retno saat rapat bersama DPR, Kamis.

Baca Juga: Bertemu Taliban di Qatar, Menlu Bicara Jaminan Afghanistan Tak Dijadikan Sarang Teroris

Berdasarkan keterangan Menteri Retno, Taliban juga mengatakan bahwa mereka telah menunjuk pejabat sementara karena kebutuhan mendesak, sambil terus berupaya membentuk pemerintahan yang inklusif.

Adapun pejabat sementara yang ditunjuk antara lain menteri pertahanan, menteri dalam negeri, menteri keuangan, intelijen, gubernur Bank Sentral, serta gubernur ibu kota Kabul.

Selain mendorong pemerintahan inklusif yang dinilai menjadi tantangan utama Taliban saat ini, Indonesia juga menekankan agar Afghanistan tidak menjadi tempat berkembangnya kelompok teroris.

Terakhir, Menteri Retno menekankan soal penghormatan hak-hak perempuan dalam pertemuan dengan Taliban.

“Kami juga menegaskan Indonesia tidak memiliki vested interest di Afghanistan, satu-satunya keinginan Indonesia adalah melihat Afghanistan yang damai, stabil dan makmur,” ucap Retno.

Baca Juga: Marahnya Sang Jenderal Melihat Tentara AS Ditarik dari Afghanistan

Dalam kunjungan ke Doha, Retno sekaligus bertemu dengan Perwakilan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad serta Wakil Perdana Menteri Qatar sekaligus Menlu Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani.

Retno menambahkan kunjungan ke Doha yang tidak sampai 24 jam itu bertujuan saling bertukar catatan terkait situasi terkini dan proyeksi sehingga memudahkan Indonesia mengambil keputusan ke depan.

Gerakan Taliban menguasai Afghanistan setelah mengambil ibu kota Kabul pada 15 Agustus, memaksa presiden Afghanistan dan pejabat tinggi lainnya untuk meninggalkan negara itu.

Perebutan kekuasaan yang tak terduga memicu kekacauan mereka yang ingin melarikan diri dari Afghanistan, termasuk warga sipil yang membantu tentara atau kelompok asing. (Sumber: kantor berita Anadolu)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI