Curhat Polwan Afghanistan yang Kabur dari Kejaran Taliban: Banyak Negara Menolakku

Rabu, 01 September 2021 | 20:25 WIB
Curhat Polwan Afghanistan yang Kabur dari Kejaran Taliban: Banyak Negara Menolakku
Ilustrasi polwan Afghanistan takut Taliban (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu polwan di Afghanistan yang memiliki jabatan cukup tinggi kini putus asa atas hidupnya sendiri setelah Taliban mengejarnya secara habis-habisan.

Menyadur Daily Mail Rabu (1/9/2021), perwira polisi Gulafroz Ebtekar adalah wanita Afghanistan pertama yang lulus akademi kepolisian dengan gelar master dan memegang posisi yang begitu tinggi.

Sebagai pejabat tinggi Kementerian Dalam Negeri, dia dipandang sebagai panutan profil tinggi dan wajahnya terkenal di media.

Tapi sekarang dia berjuang untuk hidupnya dan takut dia menghadapi kematian, katanya kepada surat kabar Rusia Moskovsky Komsomolets.

Baca Juga: Takut Diperkosa hingga Dibunuh Taliban, Seorang Tentara Wanita Afghanistan Bakar Seragam

"Saya menghabiskan lima malam di gerbang bandara Kabul tanpa air atau roti, di tengah hujan peluru dan dikelilingi oleh Taliban," katanya.

Warga berkumpul Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021).  [AFP Photo]
(Ilustrasi) Warga berkumpul Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). [AFP Photo]

Ia melarikan diri dari satu flat ke flat lainnya setelah dipukuli secara brutal oleh Taliban.

“Saya mengirim pesan ke kedutaan banyak negara untuk menyelamatkan diri saya dan keluarga saya, tetapi semuanya sia-sia.”

Gulafroz mengambil gelar master di akademi kepolisian terkemuka di Rusia, tapi kedutaan Moskow juga menolak untuk membantu.

"Saya telah bermimpi mengubah kehidupan di Afghanistan. Pertama-tama, ketika menyangkut wanita di kepolisian. Dan saya melakukannya."

Baca Juga: Salima Mazari, Gubernur Wanita Afghanistan Dilaporkan Ditangkap Taliban

“Ketika saya kembali ke tanah air saya, saya mendapat pekerjaan di Kementerian Dalam Negeri, dan segera mendapat posisi yang agak tinggi.

“Saya menjadi Wakil Kepala Investigasi Kriminal Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.”

Tetapi gelombang Taliban menghancurkan kehidupan lamanya dan mimpinya yang digariskan di depan umum pada bulan Maret dari dorongan besar bagi perempuan di kepolisian.

"Situasi berubah dalam satu hari," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI