Pentingnya menjaga lamun dituangkan dalam kajian LIPI. Selain karena mencegah perubahan iklim, karbon yang dipendam oleh lamun mampu menjadi energi baru.
Dalam kajian potensi cadangan dan serapan karbon ekosistem padang lamun di Indonesia yang diterbitkan LIPI pada 2018, ada tiga temuan penting.
Pertama, rata-rata cadangan karbon padang lamun Indonesia mencapai 0,94 ton C/ ha. Kedua, LIPI juga berhasil mendata luas lamun di Indonesia, totalnya mencapai 150.693, 16 hektare.
Jika dikalkulasikan dengan luasan lamun, cadangan total karbon yang dikumpulkan dapat mencapai 141,98 kt C.
Ketiga, LIPI berhasil menghitung total serapan karbon lamun di Indonesia. Nilainya sebesar 992,67 kt C/tahun atau setara dengan 3,64 Mt C02/tahun.
“Cadangan karbon itu mampu menjaga perubahan iklim. Maka dari itu, lamun semakin gencar diteliti karena berkaitan dengan perubahan iklim,” ujar peneliti LIPI, Muhammad Hafidz saat dihubungi Suara.com, Rabu 3 Agustus 2021.
Kendala yang dihadapi LIPI dalam penelitian lamun di Papua Barat menurut Hafidz adalah, belum ada kepastian jumlah karbon yang dihitung.
Pengamatan LIPI tentang cadangan karbon baru dilakukan di Biak Barat dan wilayah Biak Barat total kabron yang berhasil diidentifikasi mencapai 9,13 ton Co2/ha/tahun dengan luasan 150,7 hektar.
Sementara di Wondama potensi karbonnya mencapai 13,97 ton Co2/ha/tahun dengan luasan 365,96 hektare.
Baca Juga: Wapres Ajak Wisata ke Raja Ampat dengan Prokes, Tuai Kritikan Publik
“Untuk menghitung estimasi dan cadangan karbon butuh luasan lamun. Untuk Raja Ampat sendiri masih diteliti,” ujarnya.