“Ketika anak shift satu itu masuk, pembelajarannya kan tatap muka yang di sekolah. Tapi pada saat yang bersamaan siswa-siswa yang absen 19-35 di rumah itu pembelajaran jarak jauh. Jadi secara sinkron menggunakan live meeting,” kata Wakil Kepala Kurikulum SMAN 3 Semarang, Saroji.
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan sistem yang diterapkan masing-masing sekolah sudah baik sehingga para siswa bisa menjalankan PTM dengan aman.
“Menurut saya, dengan cara begini tidak terjadi situasi yang ramai, sehingga masih di manage (atur) dengan baik. Sampai hari kedua sih Alhamdulillah bagus ya,” tuturnya.
Meski begitu, Gubernur Ganjar menyayangkan masih adanya siswa yang berangkat naik angkot atau ojek online. Hal itu ditemukan Ganjar di beberapa siswa saat tinjauan pagi tadi.
“Satu dua problem (masalah) transportasi ya, karena orang tuanya tidak bisa mengantar secara langsung, menjemput secara langsung sehingga ada yang naik angkot ada yang naik ojek. Tapi sangat sedikit sih,” kata Ganjar.
Ganjar berharap, orang tua hingga kerabat terdekat siswa turut berperan membantu menyukseskan pelaksanaan PTM.
“Ini yang mesti hati-hati kita butuh bantuan orang tuanya, jadi effortnya (usahanya bareng-bareng. Orang tuanya terlibat, saudaranya terlibat, keluarga terdekatnya terlibat,” jelas Ganjar.
Ganjar mencontohkan ketika dirinya bertemu seorang siswa SD, yang diantar bapaknya naik sepeda motor dengan keranjang bakso. Menurut Ganjar, dengan keterlibatan orang tua bisa memberikan semangat untuk anaknya.
“Tadi saya lihat ada anak SD orangtuanya bakul bakso terus kemudian diantar naik keranjang baksonya itu semangat yang luar biasa. Jadi orangtuanya berpartisipasi, anaknya menjadi penuh semangat karena diantar oleh orangtuanya. itu penting,” tandasnya.
Baca Juga: Jadi Syarat Boleh atau Tidak Ikut PTM Jakarta, Banyak Ortu Murid Tak Tahu Aplikasi CLM