Kontak Erat dengan Pasien Covid-19, PM Malaysia Langsung Karantina Mandiri

Selasa, 31 Agustus 2021 | 11:56 WIB
Kontak Erat dengan Pasien Covid-19, PM Malaysia Langsung Karantina Mandiri
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengambil sumpah jabatannya saat upacara pengambilan sumpah sebagai pemimpin baru negara itu di Istana Negara, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/9). [AFP/Photo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menjalani karantina setelah melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19, sehari sebelum pelantikan kabinet.

Menyadur Straits Times Selasa (31/8/2021), Kantor Perdana Menteri Malaysia mengungkapkan jika Ismail Sabri menjalani karantia sejak Senin (30/8/2021).

"Diinformasikan bahwa Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mulai menjalani karantina mandiri setelah dikonfirmasi kontak dekat dengan pasien Covid-19," jelas Kantor PM Malaysia dikutip dari Antara News.

Kantor PM Malaysia tidak mengatakan berapa lama Ismail Sabri akan dikarantina atau apakah dia sudah melakukan tes Covid-19.

Baca Juga: Peranan Pekerja Seni dan Tokoh Adat Memahami New Normal COVID-19

Akibatnya, Ismail Sabri batal menghadiri pelantikan dan pengambilan sumpah para menteri di hadapan Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah.

PM pengganti Muhyiddin Yasin tersebut juga akan menghadiri perayaan Hari Kebangsaan 2021 secara online karena masih menjalani karantina.

Sehari sebelum dinyatakan menjalani karantina, Ismail Sabri sempat menyambangi pusat vaksinasi Covid-19 untuk melihat warganya disuntik.

Datuk Seri Ismail dilantik sebagai perdana menteri awal bulan ini setelah Muhyiddin Yassin mengundurkan diri.

Ismail Sabri mengambil alih pemerintah di tengah kemarahan publik atas penanganan pandemi Covid-19 yang dinilai lambat.

Baca Juga: Sempat Dibuly Selesai 10 Tahun, Menkes Pede Vaksinasi Covid-19 Indonesia Salip Jerman

Meskipun sejumlah negara bagian membuat kemajuan besar dalam program vaksinasi, masih ada enam negara bagian yang belum mencapai target.

Ismail Sabru mengatakan enam negara bagian tersebut sudah ditargetkan untuk menyuntuk vaksin Covid-19 kepada setidaknya 50 persen dari populasi orang dewasa paling lambat akhir September.

Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Iptek diberi waktu hingga akhir September untuk memastikan target tersebut tercapai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI