China Ragu Investasi di Afganistan: Uang Suka Perdamaian Bukan Perang

Reza GunadhaABC Suara.Com
Senin, 30 Agustus 2021 | 14:14 WIB
China Ragu Investasi di Afganistan: Uang Suka Perdamaian Bukan Perang
Taliban berhasil menguasai kembali Afganistan. [DW Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak negara Barat mengungsikan warganya dari Afganistan, setelah negeri itu kembali dikuasai Taliban. Namun, China tak melakukan evakuasi.

Kedutaan mereka di Kabul masih berfungsi normal, dan para pebisnis China yang berada di sana didorong untuk melihat peluang yang bisa dilakukan.

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan kepada jaringan televisi milik pemerintah China, CGTN, bahwa China bisa 'memainkan peran penting dalam membangun kembali Afghanistan".

Tidaklah mengherankan bahwa Taliban berpaling ke Timur untuk menarik investasi karena negeri yang tercabik oleh perang ini kemungkinan akan menghadapi sanksi baru dari negara-negara G7.

Namun, Dr Rodger Shanahan dari lembaga pemikir Australia, Lowy Institute, mengatakan 'menanam investasi terlalu banyak di Afghanistan juga memiliki risiko besar".

"Walau Beijing tidak terlalu mengkhawatirkan kekuasaan Taliban dan Taliban tidak berbicara banyak mengenai masalah Uyghur, yang adalah pertanda mereka akan membuka diri untuk investasi dari China, China juga harus belajar dari pengalaman Amerika Serikat di sana."

Investasi China di Afghanistan meningkat

Menurut Badan Otoritas Informasi dan Statistik Nasional Afghanistan, tiga mitra dagang terbesar Afghanistan adalah Iran, Pakistan dan China.

Antara tahun 2019 dan 2020, nilai ekspor Afghanistan ke China adalah sekitar Rp770 miliar sementara impor dari China  bernilai sekitar Rp1,37 triliun.

Meski perdagangan bilateral masih kecil, investasi langsung China ke Afghanistan meningkat 11 persen di tahun 2020.

Baca Juga: Bos Perusahaan Alat PCR Hangzhou Clunege Biotech Dilaporkan ke Polda Metro, Ini Kasusnya

Lembaga yang bernama Pusat Pertukaran Ekonomi China, salah satu lembaga berpengaruh di negara tersebut, mengatakan bahwa ini adalah waktu yang paling baik bagi perusahaan China untuk masuk ke Afghanistan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI