Suara.com - Sejumlah orang tua murid berharap agar kegiatan pembelajaran tatap muka atau PTM di Jakarta berjalan secara terus menerus. Hal tersebut diharapkan agar para siswa dan siswi bisa menerima materi pelajaran dan bersosialisasi secara langsung.
Erna, warga Pejaten Timur, Jakarta Selatan mengatakan, sang anak yang bernama Syafira Putri Kirana begitu senang bertemu dengan teman-temannya. Sebab, sejak masih sekolah di TK, bocah yang kini duduk di bangku kelas 1 itu sama sekali belum pernah bertemu dengan teman-temannya.
"Saya inginnya berlanjut terus supaya anak bisa belajar dengan tenang, dia kenal sama teman-temannya," kata Erna saat dijumpai di lokasi.
Tak hanya itu, Erna juga menyambut baik dengan adanya kegiatan belajar dan mengajar secara langsung dari sekolah. Bagi dia, proses sosialisasi sang anak dengan lingkungan sekitar bisa semakin berkembang.
Baca Juga: Sekolah di Jakarta Dibuka Lagi, Epidemiolog: Enggak Usah Ada Pelajaran Menyanyi
"Ingin berlanjut selamanya supaya anak bisa lebih enak menghadapi sekolah, biar ketemu guru dan teman juga. Lebih bisa sosialisasi," tambahnya.
Orang tua murid lainnya, Desi juga berharap demikian. Kata dia, jika kegiatan belajar dan mengajar secara virtual banyak sekali kendala yang harus dihadapi.
Desi mengatakan, sambungan internet yang buruk kerap menghambat sang anak, Adelia -- yang duduk di kelas 1 -- dalam mengikuti proses pembelajaran. Bahkan, jika belajar dari rumah, sang anak acapkali tidak bersemangat -- bahkan cenderung malas.
"Semoga seterusnya seperti ini. Kalau di rumah kan gimana gitu ya, terbatas. Jadi kalau sekolah kan bisa berbaur sama teman, kalau di rumah kan kadang suka malas," ungkap Desi.
Dua Sesi
Baca Juga: Potret Haru dan Gembira Siswi SMP di Banjarnegara Kembali ke Sekolah
Dalam teknisnya, kegiatan belajar dan mengajar di SD Negeri Pejaten Timur 01 Pagi akan dibagi dalam dua sesi. Sang Kepala Sekolah, Darmi, mengatakan, dalam ruang kelas hanya 50 persen siswa dan siswi saja yang mengikuti kegiatan belajar dan mengajar.
Untuk hari ini, lanjut Darmi, hanya siswa dan siswi kelas 1 dan kelas 4 saja yang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kelas 1 berjumlah enam kelas dan kelas 4 berjumlah empat kelas.
"Hari ini yang masuk kelas 1 dan kelas 4 saja. Kemudian pembelajaran tatap mukanya 50 persen, di buat sesi 1 dan sesi 2. Sesi 1 jumlah 16 orang kalau masuk semua. Sesi kedua 16 orang kemudian ruangnya beda-beda," kata Darmi.
Darmi mengatakan, siswa dan siswi kelas 1 yang belajar pada sesi satu berlangsung sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Sedangkan untuk kelas 4 berlangsung sejak pukul 07.00WIB sampai 09.30 WIB.
"Untuk sesi dua, kelas 1 pukul 09.30 WIB. Kelas 4 mulai pukul 10.00 WIB," sambungnya.
Pantauan Suara.com sejak pukul 06.30 WIB, siswa dan siswi mulai berdatangan ke sekolah dengan diantar oleh orangtua masing-masing. Pihak sekolah yang meliputi guru dan karyawan langsung menyambut para siswa/siswi di gerbang sekolah.
Setelahnya, siswa dan siswi wajib mencuci tangan di wastafel yang telah disediakan. Terpantau, pihak sekolah juga menyediakan sabun dan tissue di wastafel tersebut.
Setelah selesai mencuci tangan, para siswa dan siswi wajib menjalani pemeriksaan suhu. Mereka yang datang ke sekolah juga wajib menggunakan masker.
Penerapan protokol kesehatan di dalam kelas juga berlaku saat kegiatan belajar dan mengajar dimulai. Tempat duduk untuk siswa dan siswi dibuat berjarak.