Jokowi Butuh Dukungan Solid Partai dan Berbagai Elemen Bangsa

Sabtu, 28 Agustus 2021 | 18:03 WIB
Jokowi Butuh Dukungan Solid Partai dan Berbagai Elemen Bangsa
Presiden Joko Widodo [Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo membutuhkan banyak dukungan dari berbagai elemen bangsa, terutama partai politik, supaya langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam menangani berbagai persoalan berjalan efektif, kata politikus Partai Gerindra Ferry Juliantono.

"Siapa pun yang menjalankan kekuasaan tentu menghadapi situasi yang berat dan tentu harus mendapatkan dukungan dari partai pendukung pemerintah supaya langkah-langkah yang dilakukan pemerintah bisa efektif," katanya.

Persoalan Indonesia yang harus segera ditangani bukan hanya pandemi Covid-19, melainkan juga dampaknya, salah satu di antaranya ekonomi.

Untuk membangkitkan perekonomian nasional, kata Ferry, membutuhkan kerjasama berbagai elemen bangsa.

Baca Juga: Zulkifli Puji Jokowi: Apa yang Disampaikan Bapak Presiden Tadi, Sudah Excellent

Jokowi mengundang enam pimpinan partai anggota koalisi pendukung pemerintah, termasuk pimpinan PAN juga merupakan bagian dari upaya untuk menggalang dukungan demi menyelesaikan problematika nasional.

Jokowi, kata Ferry, membutuhkan dukungan yang solid.

"Tapi yang dibutuhkan presiden sekarang justru dukungan yang solid karena memang berat untuk melakukan langkah-langkah ini butuh effort yang besar," katanya.

Jokowi dapat dukungan

Di antara pimpinan partai yang menyatakan memberikan dukungan penuh kepada Jokowi yaitu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Megawati menyampaikan pesan kepada Jokowi supaya tetap tegar menghadapi pandemi COVID-19.

Baca Juga: Pandemi COVID-19 Masalah Global, Pesan Megawati pada Jokowi: Bapak yang Tegar

"Kalau bapak belum lupa kita pernah berbincang mengenai pandemi dan vaksinasi. Waktu bertemu, saya bilang, 'Bapak yang tegar, ini bukan hanya kita saja, seluruh dunia'. Kita belum tahu kecepatan vaksinasi sebagai bagian dari pengobatan dan meruntuhkan virus ini berapa lama," kata Megawati Soekarnoputri seperti dalam video yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada hari ini.

Megawati menyampaikan hal tersebut saat pertemuan Presiden Jokowi dengan pimpinan partai politik koalisi di Istana Negara Jakarta pada 25 Agustus 2021.

Ada tujuh pimpinan partai politik yang ikut dalam pertemuan tersebut, yaitu Megawati, Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, Suharso Manoarfa, dan Zulkifli Hasan.

"Tapi yang paling penting sebenarnya adalah satu kedisiplinan dari masyarakat dan pengetahuan singkat dari masyarakat bahwa sebenarnya vaksin ini bukan obat tapi membuat imunitas kita menjadi tinggi," kata Megawati.

Megawati menyebut masih ada masyarakat yang mempertanyakan mengapa sudah divaksin tapi masih terpapar COVID-19 karena lupa menjaga protokol kesehatan.

"Itu sangat benar, bapak. Kita sudah benar. Makanya saya bilang dukung bapak, jalur kita sudah betul," tambah Megawati.

Presiden RI ke-5 tersebut mengatakan salah satu yang menjaga Indonesia saat COVID-19 adalah Pancasila.

"Apa yang membuat kita bisa seperti tadi Bapak katakan itu menurut saya karena kita punya Pancasila. Pancasila kalau di lapangan itu gotong royong," kata Megawati.

Salah satu hal yang dipuji Megawati dari pemerintahan Presiden Jokowi adalah terbitnya surat vaksin bagi mereka yang sudah divaksin.

"Untung sudah ada surat vaksinasi itu juga sebuah bagian yang saya bilang sangat efektif. Di sisi ekonomi, alau menurut saya, ini segera rakyat mengetahui bahwa vaksinasi ini bisa sangat berperan, tapi tetap dengan prokes. Kan begitu yang musti diomongkan, maka namanya kehidupan ekonomi meskipun belum berjalan dengan penuh dapat dilakukan," kata Megawati.

Dalam paparannya, Presiden Jokowi mengakui perkembangan COVID-19 sulit diduga.

"Berkaitan dengan COVID-19, perkembangan kasus harian COVID-19 ini memang betul-betul sulit diduga, tapi alhamdulilah pada hari ini 24 Agustus kemarin (jumlah positif) 19 belas ribu dari 56 ribu. Inilah kira saya kira proses belajar juga yang kita lakukan," kata Presiden.

Presiden menyebut ia sendiri menghubungi sejumlah negara untuk melakukan modifikasi metode penanganan COVID-19 versi Indonesia.

"Mengenai keterisian tempat tidur di rumah sakit, di Mei, kita pernah mencapai 29 persen kemudian melompat di Juli sampai hampir 80 persen. Pada hari ini kita sudah turunkan lagi menjadi 30 persen, alhamdulillah. Ini juga patut kita syukuri. Semua bekerja, TNI, polri, kementerian, BUMN, pemerintah daerah semuanya," kata Presiden.

Sedangkan untuk angka kesembuhan, menurut Presiden, rata-rata kesembuhan Indonesia sudah berada sudah di atas rata-rata dunia, yaitu 89,97 persen dibanding rata-rata dunia yaitu 89,5 persen.

"Yang masih belum kita bisa selesaikan, ini saya selalu saya smapaikan ke Menkes dan pemda agar angka kasus kematian ini harus betul-betul ditekan terus," tambah Presiden.

Sedangkan untuk peringkat vaksinasi, menurut Presiden, peringkat Indonesia tidak buruk dari total sekitar 220 negara.

"Peringkat kita tidak jelek-jelek amat sih. Kalau dihitung dari jumlah orang yang divaksin, sampai hari ini kita sudah nomor 4. India nomor 1, nomor 2 Amerika Serikat, nomor 3 Brazil, kita nomor 4, Indonesia. Kemudian kalau berdasarkan total suntikan, yang sudah disuntikkan 91,9 juta dosis. Kita kalah dengan Jerman, Jepang, Brazil, Amerika, China," ungkap Presiden.

Selanjutnya terkait dengan kondisi ekonomi, Presiden kembali memaparkan strategi gas dan rem.

"Karena memang kalau kasusnya turun, ekonomi pasti naik, kalau kasusnya naik, ekonominya pasti turun, sudah rumusnya itu. Kita mencari ekuilibrium, mencari keseimbangan, itulah sebetulnya yang paling sulit disesuaikan dengan lapangan di Indonesia yang juga tidak mudah karena berpulau-pulau dan untuk distribusi vaksin saja, distribusi obat-obatan saja memerlukan waktu yang tidak sedikit," kata Presiden.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI