Suara.com - Ledakan besar terjadi di bandara Kabul pada Kamis (26/08) dan menewaskan setidaknya 60 orang dan menghambat proses evakuasi besar di negara itu.
Menyadur Al Jazeera Sabtu (28/08), juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan ancaman spesifik dan kredibel masih ada di lingkungan bandara.
Pejabat Pentagon lainnya juga mengatakan serangan di luar bandara Kabul adalah akibat dari satu ledakan, bukan dua seperti yang dilaporkan sebelumnya.
"Kami tidak percaya bahwa ada ledakan kedua di dekat hotel Baron, bahwa itu adalah satu pembom bunuh diri," kata Mayor Jenderal Angkatan Darat AS William Taylor kepada wartawan di Pentagon di Washington, DC.
Baca Juga: Serangan di Bandara Kabul, Dua Warga Britania Raya dan Satu Anak Tewas
Charles Stratford dari Al Jazeera, melaporkan dari Kabul, mengatakan evakuasi telah dilanjutkan.
“Kami telah melihat sejumlah pesawat lepas landas. Jumlah orang di sekitar bandara meningkat drastis sejak kemarin,” katanya.
AS mengatakan telah mengevakuasi sekitar 4.200 orang dalam 12 jam pada hari Jumat, menyusul serangan bunuh diri mematikan di dekat bandara Kabul pada hari Kamis.
Sementara itu, Taliban mengatakan siap untuk mengambil alih bandara Kabul tapi John Kirby mengatakan pasukan AS masih mengendalikan bagian militer situs tersebut.
Di sisi berbeda, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price membantah laporan bahwa Washington telah memberikan daftar nama warga Afghanistan yang ingin dievakuasi kepada Taliban.
Baca Juga: FIFA Rundingkan Rencana Evakuasi Atlet Afghanistan
“Gagasan bahwa kami memberikan nama atau informasi identitas pribadi kepada Taliban dengan cara yang membuat siapa pun menghadapi risiko tambahan, itu salah,” kata Price.