Suara.com - Bulan safar adalah bulan kedua setelah Muharram dalam kalender Islam atau kalender Hijriah berdasarkan tahun Qamariyah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Apa saja amalan bulan Safar yang dapat dikerjakan? Simak penjelasan berikut
Makna dari kata safar adalah nol atau diartikan juga sebagai kosong. Alasannya karena di rumah-rumah orang Arab zaman dulu, khusus pada bulan ini akan kosong karena para penghuninya pergi berperang.
Sebelum disebut sebagai bulan safar, bulan ini disebut sebagai bulan Najir. Ada beberapa keistimewaan bulan safar, silahkan baca artikel ini sampai tuntas.
Safar bukan bulan yang buruk
Tertulis dalam buku berjudul "12 Bulan Mulia, Amalan Sepanjang Tahun" karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny tidak dibenarkan untuk mengkhususkan ramalan apapun dengan suatu waktu tertentu. Seperti, bulan Safar atau bulan-bulan lainnya.
Tidak ada waktu yang baik atau pun waktu sial. Tidak ada pula bulan yang buruk dan bulan yang baik. Waktu adalah ciptaan Allah dan di dalamnya dijadikan sarana manusia untuk beraktivitas.
Bahkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW berkata, “Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa” (HR. Bukhari).
Rasulullah SAW menyebutkan seluruh bulan adalah baik dan mendatangkan kebaikan. Artinya tidak ada bulan yang penuh bala dan mendatangkan sial. Jadi mitos bulan safar itu bulan sial adalah keliru.
Riwayat peristiwa di bulan Safar
Baca Juga: Mitos Bulan Safar, Benarkah Bulan Penuh Kesialan?
Dalam sebuah doa yang dibaca pada bulan Safar tersirat adanya peristiwa penting yang terjadi pada bulan Safar, salah satunya Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah bin Khuwailid.