Tinjau Proses Produksi Alat Tes Antigen di Kalideres, Moeldoko: Kita Harus Optimis

Jum'at, 27 Agustus 2021 | 21:32 WIB
Tinjau Proses Produksi Alat Tes Antigen di Kalideres, Moeldoko: Kita Harus Optimis
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meninjau proses produksi alat antigen buatan dalam negeri di PT Taishan Alkes Indonesia, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (27/8/2021). (Foto dok. KSP/Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meninjau proses produksi alat antigen buatan dalam negeri di PT Taishan Alkes Indonesia, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (27/8/2021).

Moeldoko mengatakan pemerintah terus mendukung segala inovasi dan upaya yang dilakukan pihak swasta.

"Produksi alat tes antigen ini bisa dikembangkan untuk yang berikutnya ke alat PCR. Kita harus optimis sehingga nantinya sustainable, dengan ada marketnya yang jelas," ujar Moeldoko dalam kunjungannya, Jumat (27/8/2021).

Moeldoko menambahkan, pemerintah akan sangat terbuka terhadap usulan dan ide positif untuk penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Banyak Pengalaman, Moeldoko Dinilai Layak Gantikan Jokowi Jadi Presiden

"KSP adalah sebuah lembaga yang bisa menjembatani, ikut menyuarakan ke Kementerian Kesehatan dan unsur-unsur yang lain untuk mendukung alat kesehatan produksi lokal ini," kata Moeldoko.

Dengan alat tes swab antigen yang diproduksi perusahaan lokal ini, Moeldoko berharap akan terus terjadi peningkatan testing dan tracing untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Indonesia kata Moeldoko, hingga saat ini masih mengimpor alat pendeteksi Covid-19 termasuk PCR (polymerase chain reaction) dan Rapid Test Antigen.

Kementerian Kesehatan pun telah menetapkan batasan biaya rapid test tertinggi sebesar Rp 250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa.

Pemerintah menyebut standar biaya ini telah melalui pertimbangan yang matang sesuai dengan berbagai komponen dan bisnisnya. Serangkaian proses yang dimulai dari pengambilan sampel, proses pengolahan sampel hingga pengelolaan limbah medis, juga menjadi faktor pertimbangan harga rapid test.

Baca Juga: Gerah Dituding Terlibat Bisnis Obat Ivermectin, Moeldoko Ancam Polisikan ICW Pakai UU ITE

Namun bagi sebagian besar orang rapid test masih cukup mahal. Hal inilah yang membuat jumlah testing harian di Indonesia masih sangat terbatas.

Menurut Moeldoko, produksi alat antigen lokal akan memberikan harga yang terjangkau dan bersaing. Tak hanya itu, produksi alat antigen dalam negeri juga akan menyerap banyak anak-anak bangsa sebagai tenaga kerja.

"Kita harus optimis sehingga nantinya sustainable dengan ada marketnya yang jelas. Pemerintah seharusnya dapat ambil bagian menghidupkan usaha ini dengan ikut membeli alat tes antigen produksi lokal," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI