Suara.com - Taliban bersumpah akan menjaga potret Ratu yang ditinggalkan di Kedutaan Besar Inggris di Kabul sampai Inggris mengakui keberadaannya.
Menyadur The Sun Jumat (27/8/2021), banyak staf kantor kedutaan di Kabul melarikan diri ketika Taliban menguasai Afghanistan.
Banyak barang yang ditinggalkan staf di kantor kedutaan, termasuk potret Ratu Inggris dan daftar pekerja Afghanistan yang membantu pasukan barat.
Tetapi setelah mengambil alih Afghanistan, Taliban berjanji untuk melindungi hak-hak setiap staf kedutaan dan termasuk potret Ratu yang ditinggalkan, lapor The Times.
Baca Juga: Prediksi Manchester City vs Arsenal di Liga Inggris 28 Agustus
Rahimullah Hijrat, selaku komandan Taliban yang bertanggung jawab atas keamanan kedutaan, bersumpah akan menjaga potret Ratu di kedutaan Inggris.
"Kami berada di bawah perintah ketat bahwa kehormatan Imarah Islam terletak pada kemampuan kami untuk menjaga kawasan diplomatik, termasuk kedutaan Inggris," kata Rahimullah Hijrat kepada The Times.
Komandan berusia 31 tahun itu juga berjanji akan menjaga keamanan sampai Inggris mengakui Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan.
"Semua akan tetap seperti apa adanya. Jika kami menemukan potret Ratu maka kami akan menjaganya juga. Dia adalah urusanmu bukan milik kita," ujar Rahimullah Hijrat.
"Ketika Inggris kembali, seperti yang kami harapkan, maka kami juga berharap menjadi penjaga mereka. Namun demikian, kami terkejut melihat kepanikan dan mundurnya Inggris dari perang ini." sambungnya.
Baca Juga: Dua Ustadz Ini Sebut Taliban Pasukan Akhir Zaman, Akan Bebaskan Palestina dari Israel
Pernyataan tersebut keluar setalah staf kedutaan Inggris dilaporkan meninggalkan dokumen penting terkait pekerja Afghanistan.
Rincian kontak dan CV pekerja ditemukan oleh seorang jurnalis dari The Times selama mengunjungi kedutaan besar Inggris bersama pasukan Taliban.
Lamaran pekerjaan yang juga berisi data sensitif juga terlihat di antara puing-puing bangunan yang dikunjunginya pada hari Selasa.
Setelah temuan tersebut timbul pertanyaan apakah staf kedutaan besar Inggris melakukan protokol penghancuran data karyawan dari Afghanistan.
Namun, Kementerian Luar Negeri bersikeras bahwa langkah-langkah telah diambil untuk memastikan data pribadi tidak jatuh ke tangan Taliban.
"Selama penarikan kedutaan kami, setiap upaya dilakukan untuk menghancurkan data sensitif," kata seorang juru bicara kedutaan Inggris kepada The Times.