Beredar Video UAS Puji Yahya Waloni: Dia Lebih Dulu Masuk Surga Daripada Saya

Jum'at, 27 Agustus 2021 | 15:36 WIB
Beredar Video UAS Puji Yahya Waloni: Dia Lebih Dulu Masuk Surga Daripada Saya
Ustaz Abdul Somad. [Instagram/@ustadzabdulsomad_official]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yahya Waloni tengah menjadi sorotan publik setelah ditangkap aparat keamanan. Ditengah kehebohan ini, video lawas Ustaz Abdul Somad alias UAS yang memuji Yahya Waloni kembali beredar.

Video pujian UAS kepada pendakwah kontroversial itu dibagikan warganet "100 jt x ditonton". Pujian itu sendiri sudah tayang pada tahun 2018.

Dalam video, UAS mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Yahya Waloni. Menurutnya, Yahya Waloni merupakan sosok pendakwah yang bertakwa.

UAS mengaku kagum dengan perjalanan spiritual Yahya Waloni. Ia menyinggung bagaimana penceramah asal Sulawesi Utara itu terlahir sebagai non muslim.

Baca Juga: Kasus SARA, Polisi Sebut Perilaku Ustadz Yahya Waloni dan Muhammad Kece Sama

UAS juga membeberkan pengorbanan Yahya Waloni yang rela meninggalkan harta dan jabatannya. Hal itu dilakukan Yahya Waloni demi mendalami perjalanan spiritual hingga menjadi muslim bersyahadat.

"Terlahir sebagai non muslim di Sulawesi Utara lalu kemudian mencari, mencari, mencari, meninggalkan rumah dinas," kata UAS dalam video seperti dikutip Terkini.id -- jaringan Suara.com, Jumat (27/8/2021).

"Tinggalkan titel, tinggalkan jabatan rektor. Ia akhirnya menjadi muslim bersyahadat. Itulah Ustaz Yahya Waloni," lanjutnya.

Tak sampai disitu, UAS bahkan mengatakan jika Yahya Waloni akan lebih dulu masuk surga dibanding dirinya. Pernyataan ini disampaikan saat UAS menjawab pertanyaan dari seorang jemaah.

Jemaah itu menyinggung soal apakah setiap muslim akhirnya masuk ke surga, meski transit terlebih dahulu.

Baca Juga: Membelah Desa, Kisah Kapolres Sukoharjo Gunakan Motor Beronjong Bantu Warga Disabilitas

UAS menilai, Yahya Waloni jauh lebih bersih dan berbeda dibanding dirinya yang sudah terlahir dengan agama Islam.

"Kalau engkau berusaha dengan pikiran, engkau berjihad. Kalau engkau mencari, maka engkau lebih utama dari mereka-mereka yang dari lahir bapak ibunya sudah muslim," jelas UAS.

Menurutnya, dosa Yahya Waloni dimulai dari nol karena baru pindah agama. Berbeda dengan dirinya yang sudah lapendos, yakni lelaki penuh dosa.

"Maka Yahya Waloni bersih sebersih-bersihnya karena dimulai dari nol (dosa). Kalau UAS ini kan lapendos, lekaki penuh dosa. Yahya Waloni lebih dulu masuk surga daripada Abdul Somad," pungkasnya.

Ustaz Yahya Waloni Ditangkap Bareskrim Polri

Pendakwah kontroversial Ustaz Yahya Waloni dikabarkan ditangkap oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dit Tipidsiber) Bareskrim Polri. Dia disebut ditangkap di wilayah Cibubur, Jakarta Timur sore tadi.

Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono telah membenarkan kabar penangkapan tersebut.

"Ya benar," kata Rusdi saat dikonfirmasi, Kamis (26/8/2021).

Komunitas Masyarakat Cinta Pluralisme sebelumnya melaporkan Yahya Waloni ke Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa, 27 Apri 2021.

Dia dilaporkan atas kasus dugaan penistaan agama. Laporan tersebut telah teregistrasi dengan Nomor: LP/B/0287/IV/2021/BARESKRIM.

Mengapresiasi kinerja dari aparat kepolisian, seorang warganet pun mengaku dengan tegas berani menangkap Yahya Waloni pasca ditangkapnya Muhammad Kece penghina Islam.

Akun tersebut menyebut dirinya rakyat jelata, ia mengaku belakangan hanya bisa emosi melihat ceramah Yahya Waloni yang terkesan provokatif dan menghina agama lain.

Dalam cuitannya, ia pun menyindir penceramah lainnya seperti Felix Siauw dan UAS yang beberapa waktu lalu juga sempat menuai kontroversi.

Salut berimbang bila ini benar terjadi informasinya, kita sebagai rakyat jelata hanya bisa emosi yang sangat dari ceramah-ceramah provokatif dan mempermainkan serta mengolok-olok agama lain, jangan kasih angin si Felix, Somad, dan kawan-kawan,” kicau akun @Resha*****.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI