Suara.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk bom bunuh diri di bandara Kabul dan menyebutnya serangan teroris.
"Insiden ini menggarisbawahi ketidakstabilan situasi di Afghanistan, tetapi juga memperkuat tekad kami karena kami terus memberikan bantuan untuk mendukung rakyat Afghanistan," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric disadur dari Channel News Asia, Jumat(27/8/2021).
Antonio Guterres juga mengatakan bahwa tidak ada staf PBB yang menjadi korban serangan bom di bandara Kabul tersebut.
Setidaknya dua ledakan terjadi di luar bandara Kabul pada hari Kamis (26/8/2021). Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah adanya peringatan dari Amerika Serikat.
AS dan sekutunya memperingatkan adanya kemungkinan serangan oleh Negara Islam terhadap orang yang mencoba melarikan diri dari Afghanistan setelah dikuasai Taliban.
Para korban akibat ledakan tersebut terpakasa harus diangkut menggunakan gerobak dorong. Selain orang dewasa seorang anak laki-laki juga dilaporkan menjadi korban luka.
"Mayat, daging, dan orang-orang dibuang ke kanal di dekatnya," kata Milad, yang berada di lokasi ledakan pertama, kepada AFP.
"Ketika orang-orang mendengar ledakan itu, terjadi kepanikan. Taliban kemudian mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan di pintu gerbang," kata seorang saksi mata.
Dua bom meledak saat matahari mulai terbenam, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai banyak orang, menurut Rumah Sakit Darurat di Kabul.
Baca Juga: Serangan Bom di Bandara Kabul Afghanistan Bikin Joe Biden Murka: Kami akan Memburumu!
Pentagon mengatakan satu ledakan terjadi di Gerbang Biara bandara Kabul, dan setidaknya satu ledakan lagi menghantam Hotel Baron di dekatnya.