Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan keterisian tempat tidur (BOR) secara nasional sudah turun di angka 29 persen. Sehingga penurunan BOR secara nasional kata Jokowi harus disyukuri.
"Alhamdulillah BOR kita pada hari ini, BOR nasional sudah turun 29 persen. Ini patut kita syukuri," ujar Jokowi.
Jokowi memaparkan perkembangan BOR secara nasional. Pada akhir Desember lalu BOR nasional di angka 68 persen. Kata Jokowi di pertengahan Mei, BOR nasional turun menjadi 29 persen dan naik di bulan Juli hampir 80 persen dan beberapa rumah sakit BOR mencapai 100 persen.
"Kemudian pertengahan mei kita sudah turun 29 persen, kemudian melompat krn varian delta di pertengahan Juli, 18 juli hampir 80 persen, dan beberapa rumah sakit sudah mencapai 100 persen," tutur dia.
Baca Juga: PAN Masuk Parpol Koalisi Jokowi Berbalut Kepentingan, Pakar: Tak Ada Makan Siang Gratis
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan Wisma Atlet menjadi patokan dirinya melihat BOR secara nasional.
"Yang biasanya saya pakai untuk patokan itu adalah di BOR di Wisma Atlet," ucap Jokowi.
Jokowi mengungkapkan BOR di Wisma Atlet pada September 2021 pernah di angka 92 persen, dan turun di angka 15 persen pada pertengahan Mei. Kemudian akhir Juni mencapai 91 persen.
"Mei pertengahan 18 mei itu berada di angka 15 persen. Tapi melompat di akhir Juni 2021, 30 Juni bahkan mencapai 91 persen. Mungkin diteruskan 2 minggu kalau kenaikannya tetep, sudah pasti Wisma Atlet akan kolaps," tutur Jokowi.
Namun ia bersyukur keterisian tempat tidur (BOR) di RS Darurat Wisma Atlet hari ini di angka 12 persen.
Baca Juga: PAN Jadi Sahabat Baru Koalisi Jokowi-Maruf, PKB Izinkan Reshuffle, Tapi Ini Syaratnya
"Ini juga Alhamdulillah, tadi pagi saya cek sudah berada di 12 persen BOR-nya. Angka-angka seperti ini tetap kita harus bersyukur," ucapnya.
Kendati demikian, Kepala Negara meminta semua pihak untuk waspada penyebaran Covid-19 varian Delta. Bahkan kata Jokowi pemerintah juga berhati-hati dalam memutuskan setiap kebijakan.
"Tapi tetap harus waspada dan penuh kehati-hatian dalam memutuskan setiap policy yang ada. Karena barang ini sulit diduga, sulit diprediksi, dan penuh ketidakpastian, yang namanya covid, apalagi yang namanya varian delta," katanya