Suara.com - Taliban terus mengejar mereka yang pernah bekerja dengan AS serta keluarganya meskipun sebelumnya sudah menjanjikan amnesti menyeluruh.
Menyadur Independent Rabu (25/08), catatan berisi surat perintah hukuman mati telah beredar dan menambah ketakutan di Afghanistan.
Salah satunya diterima oleh saudara seorang penerjemah Afghanistan di mana ia dituduh membantu AS dan melindungi saudaranya agar tetap aman.
“Anda telah dituduh membantu Amerika,” tulis Taliban dalam surat pertama dari tiga surat yang dikirimkan kepada saudara ajudan AS itu.
Baca Juga: Dijuluki Alcatraz ala Indonesia, Ini Sejarah Pulau Nusakambangan Tempat Eksekusi Mati Napi
“Anda juga dituduh memberikan keamanan kepada saudara Anda, yang pernah menjadi penerjemah.”
Dua surat pertama ditulis dengan tangan di mana surat pertama memerintahkan pria itu untuk hadir di persidangan dan yang kedua pemberitahuan bahwa dia tidak hadir di persidangan.
Surat yang ketiga, yang diketik, mengatakan ia mengabaikan dua surat peringatan sebelumnya dan ditemukan bersalah in absentia sehingga akan dijatuhi hukuman mati.
Menurut seorang mantan anggota dinas yang bekerja dengan penerjemah, Taliban mengirimkan surat-surat, yang ditulis dalam bahasa Pashto, selama tiga bulan terakhir.
Surat itu dijejalkan ke dalam Humvee yang berdiri di depan kedutaan Kanada dan Inggris di Kabul ketika orang-orang putus asa dan mencoba mendapatkan visa untuk melarikan diri dari kekuasaan Taliban.
Baca Juga: Pelaku Pembunuh Jurnalis di Sumut Diancam Hukuman Maksimal Eksekusi Mati
Pada konferensi pers pekan lalu, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan tidak ada yang akan dirugikan di Afghanistan dan menyebut kata perdamaian juga amnesti menyeluruh.
Hanya sedikit orang Afghanistan yang percaya dengan jaminan amnesti tersebut. Laporan Taliban yang mencari pembalasan kini memperkuat keraguan banyak orang.