Suara.com - Airbnb mengumumkan pada Selasa (24/8/2021) waktu setempat bahwa pihaknya berencana menampung sementara, 20.000 pengungsi Afghanistan di seluruh dunia secara gratis.
Para pengungsi akan ditempatkan di properti yang sudah terdaftar di platform Airbnb dan secara sukarela oleh tuan rumah, kata CEO Airbnb Brian Chesky di Twitter.
Biaya menginap akan didanai oleh perusahaan dan kontribusi yang dibuat oleh Chesky, yang dilaporkan memiliki kekayaan bersih sekitar 12,3 miliar dolar AS, serta sumbangan lain yang diberikan kepada Dana Pengungsi Airbnb.org.
Perusahaan mengatakan, sedang berkolaborasi dengan lembaga pemukiman kembali dan akan mengembangkan dukungannya jika diperlukan.
Baca Juga: Tuntut Kepastian Evakuasi dari UNHCR, Warga Imigran Afghanistan Unjuk Rasa
Ia juga mendesak bisnis lain untuk memberikan dukungan segera kepada para pengungsi Afghanistan, sebagaimana melansir New York Post, Rabu (25/8/2021).
“Ketika puluhan ribu pengungsi Afghanistan bermukim di seluruh dunia, tempat tinggal mereka akan menjadi babak pertama dalam kehidupan baru mereka,” kata Chesky dalam sebuah pernyataan.
“Untuk 20.000 pengungsi ini, harapan saya adalah komunitas Airbnb akan memberi mereka tidak hanya tempat yang aman untuk beristirahat dan memulai kembali, tetapi juga rumah sambutan yang hangat.”
Tidak jelas berapa lama perumahan sementara akan disediakan.
Selama akhir pekan terakhir ini, Airbnb.org - yang merupakan organisasi nirlaba yang berfokus untuk memfasilitasi tempat tinggal sementara bagi orang-orang di saat-saat krisis seperti bencana alam - berhasil menempatkan 165 pengungsi di perumahan yang aman tak lama setelah mendarat di AS.
Baca Juga: Sempat Acuh soal Situasi Afghanistan, Khabib Nurmagomedov Akhirnya Minta Maaf
Pekan lalu, organisasi nirlaba tersebut mengatakan telah memberikan dana darurat dan dukungan kepada Komite Penyelamatan Internasional, HIAS nirlaba Yahudi Amerika, dan Church World Service.
Mereka menyediakan tempat tinggal sementara melalui platform Airbnb hingga 1.000 pengungsi Afghanistan yang tiba.
“Karena IRC membantu menyambut dan memukimkan kembali warga Afghanistan di AS, perumahan yang dapat diakses sangat dibutuhkan dan esensial,” kata CEO IRC David Miliband dalam sebuah pernyataan.
Para pejabat AS mengatakan Senin telah mengevakuasi sekitar 48.000 orang dari Afghanistan dalam beberapa hari terakhir, sementara ribuan tetap berada di negara itu, yang telah jatuh di bawah kendali Taliban.
Sebagian besar pengungsi adalah warga Afghanistan yang takut dengan kelompok fundamentalis Islam. Hampir 4.000 orang Amerika juga telah diselamatkan, kata seorang pejabat AS kepada The Post pada hari Senin.
“Pemindahan dan pemukiman pengungsi Afghanistan di AS dan di tempat lain adalah salah satu krisis kemanusiaan terbesar di zaman kita,” tulis Chesky di Twitter.
“Kami merasa bertanggung jawab untuk melangkah. Saya harap ini menginspirasi para pemimpin bisnis lainnya untuk melakukan hal yang sama. Tidak ada waktu untuk disia-siakan," tambahnya.