Bertemu Gerindra, PDIP Nostalgia Koalisi Mega-Prabowo di Pilpres 2009

Selasa, 24 Agustus 2021 | 12:36 WIB
Bertemu Gerindra, PDIP Nostalgia Koalisi Mega-Prabowo di Pilpres 2009
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku bernostalgia dengan nuansa saat menerima kunjungan Partai Gerindra di DPP PDI Perjungan. Hasto teringat dengan suasana di mana kedua partai itu berkoalisi saat mengusung pasangan Megawati-Prabowo pada Pilpres 2009.

Hal itu dikatakan Hasto mengawali sambutannya daat menerima kunjungan dari Sekjen Gerindra Ahmad Muzani beserta rombongan.

"Saya pribadi dengan kunjungan ini langsung bernostalgia pada tahun 2009 lalu pasangan Mega-Prabowo saat itu kami bekerja sama," kata Hasto, Selasa (24/8/2021).

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (istimewa)
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (istimewa)

Hasto mengatakan bahwa pengalaman Pemilu 2009 telah memberi pelajaran. Ia lantas menceritakan soal Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dimanipulasi.

Baca Juga: Jamu Rombongan Gerindra di DPP, PDIP Sediakan Sayur Lodeh Tujuh Rupa

"Kami belajar dari sejarah itu kita belajar juga dengan Pemilu 2009 itu ternyata kita bisa melihat ketika demokrasi menghalalkan segala cara dengan manipulasi DPT. Demokrasi dengan menjadikan beberapa elemen KPU sebagai pengurus partai, demokrasi yang menggunakan bansos sebagai politik elektoral, dan demokrasi yang juga mengunakan hukum, aparat sebagai alat untuk memenangkan pemilu. Itu menjadi evaluasi bersama dari kedua partai," tutur Hasto.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (istimewa)
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (istimewa)

Sementara itu, terpisah Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosidae yang turut hadir dalam pertemuan mengatakan bahwa pertemuan siang ini merupakan agenda silaturahmi kedua partai. 

"Agendanya silaturahim antara PDIP dan Gerindra dalam rangka mendukung pemerintah untuk mengatasi wabah pandemi Covid-19 dan juga percepatan program vaksinasi nasional, itu agendanya," ujar Andre di depan DPP PDI Perjuangan.

Ia enggan menjelaskan lebih lanjut apa saja yang nantinya menjadi pembahasan dalam pertemuan tertutup.

"Nanti secara resmi pak Sekjen kami Pak Muzani dan Mas Hasto akan menyampaikan dalam konferensi pers setelah pertemuan di mana sekarang pertemuan lagi berjalan di dalam," kata Andre.

Baca Juga: Dodi Hendra Dipecat sebagai Ketua DPRD Solok, Ini Reaksi Gerindra

Jamuan Sayur Lodeh Tujuh Rupa

Rombongan petinggi Partai Gerindra melakukan kunjungan ke DPP PDI Perjuangan. Kedatangan Ahmad Muzani Cs tersebut langsung diterima Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Berdasarkan pantauan di lokasi, Muzani dan rombongan tiba di DPP PDI Perjuangan sekitar pukul 11.20 WIB. Selanjutnya pertemuan dilakukan di dalam gedung dan disiarkan secara daring melalui Zoom.

Terpisah, Hasto dalam keterangannya mengatakan bahwa pertemuan dengan Gerindra merupakan pertemuan silaturahmi antara kedua partai. Ia berujar pertemuan tidak membahas isu-isu tertentu secara spesifik. 

"Pertemuan ini untuk menjalin silaturahmi, komunikasi. Apalagi PDI Perjuangan dan Partai Gerindra saat ini bersama di dalam koalisi yang mendukung pemerintahan Pak Jokowi dan Kyai Maruf Amin," kata Hasto, Selasa (24/8/2021).

Adapun dalam pertemuan dengan Gerindra, Hasto tidak sendirian. Mendampingi Hasto turut hadir Yasona Laoly, Komaruddin Watubun, Djarot Saiful Hidayat, Sadarestuwati, Eriko Sotarduga, Utut Adianto, dan Bambang Wuryanto.

Hasto mengatakan PDIP sudah menyajikan menu khusus, yakni sayur lodeh tujuh rupa sebagai jamuan untuk Sekjen Gerindra beserta rombongan yang berkunjung.

"Sebagai pertemuan politik, tentu saja ada pemahaman terhadap agenda bagi masa depan bangsa dan negara, termasuk bagaimana bersama-sama menggelorakan semangat gotong royong untuk mengatasi pandemi. Karena itulah, menu yang kami persiapkan juga khusus," kata Hasto.

"Kami menyajikan sayur lodeh tujuh rupa yang merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat, khususnya di Yogyakarta. Biasanya ini dilakukan sebagai semacam bagian dari doa ketika wabah atau bencana terjadi. Kita berharap pandemi Covid-19 ini segera bisa diatasi bersama dengan bergotong royong," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI