Suara.com - Sebuah video yang memperlihatkan penampakan virus corona saat sedang merusak sel otak viral di media sosial.
Video tersebut diunggah di kanal Youtube Nikon Instruments Inc, pada Selasa (17/2021) dan telah ditonton lebih dari tiga ribu kali.
Dalam video itu diperlihatkan bagaimana virus corona menyerang dan menggerogoti otak hingga tahap kematian sel.
Keterangan video tersebut juga menyebutkan bahwa virus corona memicu fusi sel dan kematian sel otak kelelawar (Myotis myotis).
Baca Juga: Masyarakat Diminta Siap Hidup Berdampingan dengan Virus Corona
"Infeksi SARS-CoV-2 memicu fusi sel dan kematian sel (merah) pada sel otak kelelawar (Myotis myotis), - Sophie-Marie Aicher & Dr. Delphine Planas," bunyi keterangan video tersebut, dikutip suara.com, Selasa (24/8/2021).
Video yang durasinya hanya 23 detik itu memperlihatkan pergerakkan saat virus corona melahap sel otak hingga mengalami kematian.
Dalam kolom keterangan, dijelaskan bahwa video tersebut merupakan salah satu peserta lomba yang dinilai dalam kompetisi bertajuk '2021 Nikon Small World in Motion Competition'.
Video tersebut menyabet penghargaan sebagai 'honorable mention'.
Tak hanya menggerogoti otak kelelawar, virus corona juga disebut dapat memengaruhi sel otak manusia, meskipun tidak sampai pada tahap kematian sel.
Baca Juga: Pakar Ingatkan soal Covid-22, Varian yang Disebut Lebih Mematikan dari Delta
Data dari aplikasi Covid Symptom Study menunjukkan bahwa pasien virus corona Covid-19 sering mengalami delirium, keadaan kebingungan akut dan disorientasi.
Mekanisme yang menyebabkan masalah otak ini sebagian besar belum diketahui, tetapi penelitian baru telah memperdalam hal ini.
Tapi, temuan tersebut menerangi pemahaman semua orang tentang hubungan virus corona Covid-19 dengan otak.
Kunci temuan ini adalah bahwa virus corona yang menyebabkan Covid-19 terkadang bisa membajak sel otak. Hal ini menunjukkan bahwa virus corona Covid-19 bisa langsung menginfeksi sel otak yang disebut neuron.
"Secara aktif, kami mencari lebih banyak jaringan pasien untuk bisa menemukan seberapa sering infeksi otak seperti itu terjadi dan gejala yang berkolerasi dengan infeksi di area otak mana," kata Akiko Iwasaki, ahli imunologi di Universitas Yale dikutip dari Express.
Para ilmuwan masih mencoba mengumpulkan cara virus masuk ke otak sejak awal dan kemungkinannya untuk bisa dikeluarkan dari otak atau tidak.
Video selengkapnya dapat dilihat di sini.