Suara.com - Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana memberikan tanggapan terkait video viral aparat TNI yang melakukan pengeroyokan terhadap warga di Desa Sidatapa, Kabupaten Buleleng, Bali. Dalam siaran persnya, Ida Bagus menyebutkan jika kejadian itu terjadi pada Senin (23/8/2021) pukul 08.00 WITA.
Hari itu, atas kesepakatan dan permitaan aparat dan tokoh masyarakat, digelar kegiatan tes swab antigen bagi warga Desa Sidatapa. Dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut juga melibatkan Kodim 1609/Buleleng yang bekerja sama dengan pihak puskesmas.
Ida Bagus menyampaikan, pada saat kegiatan melintas dua orang anak muda yang berboncengan sepeda motor tanpa mengenakan masker. Sontak, anggota Tim Naggala yang berada di lokasi berupaya menghentikan kedua pemuda tersebut.
Bukannya berhenti, kedua pemuda itu malah menabrak salah satu anggota Kodim 1609/Buleleng -- yang tergabung dalam Tim Nanggala. Akibat insiden tersebut, anggota bernama Made Sastrawan dengan pangkat Kopda mengalami lecet pada bagian tangan.
Baca Juga: Kisah Pilu Wanita yang Viral Drifting Mobil Bak 'Fast and Furious'
"Namun kedua orang tersebut tidak mau berhenti malah menabrak salah satu Anggota Kodim 1609/Buleleng yang tergabung di Tim Nanggala Kopda Made Sastrawan yang menyebabkan tangannya lecet," kata Ida Bagus dalam siaran persnya, Selasa (24/8/2021).
Karena tindakan dua pemuda itu sudah membahayakan petugas, lanjut Ida Bagus, anggota BKO dari Raider 900/SBW, yakni Pratu Gagas Ribut Supriantoko berupaya mengejar. Hanya saja tidak berhasil.
Ida Bagus menambahkan, lima menit berselang kedua pemuda itu kembali mendatangi Pratu Gagas Ribut Suprianto. Kepada Pratu Gagas, kedua pemuda itu bertanya dengan nada menantang dan suara kencang.
"Selanjutnya anggota tersebut membawa kedua pemuda menghadap Dandim 1609/Buleleng untuk dilaksanakan Swab Test Rapid Antigen," beber Ida Bagus.
Kepala Dandim Dipukul
Baca Juga: Penjual Jajanan Beli Baju untuk Anak, Buat Pemilik Toko Menangis
Karena lokasi kejadian dekat dengan rumah kedua pemuda tersebut, lanjut Ida Bagus, tiba-tiba keluarga dari pemuda tersebut datang ke lokasi. Total ada lima orang yang berusaha menarik kedua pemuda itu untuk tidak mengikuti tes swab antigen.
Ida Bagus menambahkan, Dandim 1609/Buleleng yang ada di lokasi langsung memerintahkan kepada anggota untuk menahan kedua pelaku agar dilakukan tes swab antigen. Tiba-tiba, seorang warga bernama Kadek D langsung memukul kepala Dandim 1609/Buleleng.
"Namun secara tiba-tiba Dandim 1609/Buleleng dipukul kepala bagian belakangnya oleh oknum warga bernama Kadek D yang masih berstatus sebagai mahasiswa dengan menggunakan tangannya," jelas Ida Bagus.
Melihat kondisi tersebut, Pratu Gagas langsung berupaya mengamankan pelaku pemukulan. Karena ada upaya perlawanan, maka secara spontan terjadi saling pukul antara anggota dengan oknum masyarakat.
"Setelah adanya kejadian tersebut, pihak keluarga pelaku membawa pelaku pulang ke rumah didampingi langsung oleh Dandim 1609/Buleleng untuk melaksanakan mediasi guna menyelesaikan permasalahan tersebut," ucap Ida Bagus.
Mediasi
Ida Bagus menyampaikan, pada pukul 11.00 WITA, Dandim 1609/Buleleng kembali ke Wantilan Pura Bale Agung. Hanya saja, karena situasi warga Desa Sidetapa sudah berkumpul, maka untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan maka mediasi kembali dilanjutkan dengan keluarga oknum pelaku.
Mediasi juga melibatkan Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat Desa Sidetapa agar permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Kata Ida Bagus, satu setengah jam mediasi berlangsung, namun hasilnya belum ditemukan titik temu.
"Dikarenakan dari pihak keluarga pelaku yang merasa menjadi korban pemukulan meminta waktu untuk melaksanakan musyawarah dengan keluarga besar," jelas Ida Bagus.
Ida Bagus menambahkan karena situasi tak memungkinkan, maka kegiatan pemeriksaan swab antigen pun dihentikan.
"Karena masyarakat Desa Sidetapa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut," beber dia.
Ida Bagus menyebut jika pihaknya menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut. Menurut dia, petugas hadir di lapangan sebagai bagian Satgas COVID-19 dalam melakukan tugas adalah atas perintah perundang-undangan atau aturan yang diberlakukan saat ini dalam situasi pandemi, terlebih ada permintaan dari pihak aparat desa setempat.
"Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas bahkan menantang dan membentak. Kemudian disampaikan baik-baik malah memukul aparat dalam hal ini kepada Dandim 1609/Buleleng hingga harus menerima benjolan dan saat ini sudah divisum," tegas Ida Bagus.
Menurut dia, respons anggota yang melakukan pemukulan balik tidak terlepas dari sikap spontan terhadap pemukulan Dandim 1609/Buleleng. Sebab, saat itu Dandim 1609/Buleleng tengah berupaya mengajak masyrakat untuk mengikuti kegitan tes swab.
"Respons anggota melakukan pemukulan balik ke warga bersangkutan tidak terlepas dari sikap spontan terhadap apa yang dialami Dandim," papar Ida Bagus.
Terkini, lanjut Ida Bagus, kondisi sudah aman dan kondusif. Pihaknya juga menegskan bahwa apa yang dilakukan aparat tidak terlepas sebagai respon terhadap perilaku warga di lokasi kejadian.
"Dan secara hukum hal ini bisa juga berproses karena di saat penegakan aturan PPKM Level 4 seperti saat ini, ada warga yang melawan aparat yang sejauh ini sebelum kejadian ini sudah sangat menunjukan sikap-sikap persuasif dan humanis di lapangan," ujarnya.
Merespons soal video yang beredar, Ida Bagus meminta agar masyarakat melihat kejadian secara utuh. Artinya tidak melihat sepotong saja tanpa mengetahui penyebab yang sebenarnya.
"Kemudian menanggapi apa yang beredar di media sosial - video singkat yang beredar-- mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya," imbuh dia.