
Di sisi lain, ia memang sudah sering mengajak anaknya itu untuk ikut bekerja.
"Emang lebih banyak sih orang ngasih (uang) kalau sama anak, he he," tuturnya sambil tertawa malu.
Kendati demikian, ia berharap kondisi ini tak berlangsung lama. Jika memang ada peringatan kemerdekaan Indonesia, Ridho bilang seharusnya pemerintah juga memerhatikan rakyat kecil seperti dirinya.
"Sekarang sudah makin susah, tambah susah. Ngapain mikirin kemerdekaan. Saya aja masih susah. Enggak tahu lah," katanya.
Gencar Razia
Menanggapi situasi sulit yang dialami keduanya itu, Kasie Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan Dinas Sosial DKI Jakarta, Dahru mengatakan pihaknya sudah rutin melakukan penjangkauan atau razia.
Mulai dari manusia silver, badut jalanan, pengemis, manusia gerobak, dan lainnya yang tergolong Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sudah berulang kali ditertibkan.
"Kita kedepankan tindakan persuasif mengingat, tingginya angka Covid-19 di bulan Juni sampai dengan Agustus saat ini," ujar Dahru saat dihubungi.
Jika ada badut jalanan dan sejenisnya, mereka akan dibawa ke GOR untuk didata. Apabila memiliki tempat tinggal di Jakarta, maka akan dikembalikan. Namun jika tak punya, maka akan ditempatkan di panti dinas sosial.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berdampak Pada Intervensi Penurunan Stunting di Indonesia
Lantaran setelah dilepas tertangkap lagi ketika sedang jadi badut jalanan, akan ditempatkan dipanti maksimal tiga hari, begitu seterusnya. Belum ada solusi jelas untuk menjawab masalah yang dialami oleh Ridho, Kiki dan lainnya.