Jauh dari Kata Merdeka, Kisah Badut Jalanan di Ibu Kota yang Hidupnya Terjebak Kostum

Senin, 23 Agustus 2021 | 17:26 WIB
Jauh dari Kata Merdeka, Kisah Badut Jalanan di Ibu Kota yang Hidupnya Terjebak Kostum
Jauh dari Kata Merdeka, Kisah Badut Jalanan di Ibu Kota yang Hidupnya Terjebak Kostum. Seorang badut jalanan yang sedang mencari uang di jalanan sambil menggendong anak bayi. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peluh keringatnya bercucuran di badan, belum lagi napasnya yang sengal-sengal karena seluruh tubuh mulai dari kepala hingga kaki tertutup dengan kustom badut berwarna pink. Keberadaan badut jalanan ini kerap ,marak dijumpai di jalanan Ibu Kota, apalagi di masa pandemi Covid-19

Pergantian lampu rambu lalu lintas berwarna hijau menjadi petanda bagi Kiki (20) untuk kembali beranjak dari duduknya di pinggir trotoar lalu lintas Jalan Antasari, Kemang, Jakarta Selatan. Sambil menggendong anak,  Kiki lalu mengangkat kepala kostum badut dan memakainya.

Lengkap dengan kaleng yang sudah dikalungkan, Kiki menghampiri tiap kendaraan yang sudah mengantre di lampu lalu lintas, berharap mendapatkan uang berapapun jumlahnya.

Begitu lampu lalin menjadi warna merah, kembali ia duduk di trotoar. Lalu, ia membuka lagi kostum boneka bagian kepala dan dilanjut mengambil minuman warna merah dibungkus plastik yang disenderkan di tembok jalan.

Dahaga langsung hilang setelah menyeruput minuman itu usai sekitar 3 menit berkeliling mengharap uang dari tiap pengendara. Kadang ada yang memberinya Rp2-Rp5 ribu, kadang hanya lambaian tangan. 

Bahkan ada juga pengendara mobil yang tak memberi respons dengan kaca tertutup.

Badut jalanan sambil membawa anak saat meminta-minta kepada pengendara jalan di Jakarta. (Suara.com/Fakhri)
Badut jalanan sambil membawa anak saat meminta-minta kepada pengendara jalan di Jakarta. (Suara.com/Fakhri)

Ajak Anak Mengemis

Ketika matahari mulai redup di sore hari, Kiki sudah mengenakan pakaian boneka dan turun ke jalan. Biasanya ia menjadi badut jalanan sampai menjelang malam.

Ia ditemani anaknya bernama Hafid yang baru berusia 1 tahun lebih. Digendong putranya itu selama menjadi badut jalanan berharap ia tak menangis.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berdampak Pada Intervensi Penurunan Stunting di Indonesia

"Kalau (Hafid) nangis ya repot juga, kita kasih apa kek mainan biar diam. Kalau ada minum juga bisa," ujar Kiki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI