Suara.com - YouTuber Muhammad Kece mendadak menuai kecaman dari banyak pihak lantaran diduga menghina Islam.
Akun YouTube Muhammadkece yang sudah dibuatnya sejak Juli 2020 itu memuat banyak video-video berisi ceramah yang menuai kontroversi.
Salah satunya, Muhammad Kece menyebut Nabi Muhammad SAW merupakan pengikut jin.
"Muhammad Bin Abdullah ini pengikut jin. Muhammad ini dekat dengan jin, Muhammad ini dikerumuni jin, Muhammad ini tidak ada ayatnya dekat dengan Allah," kata Muhammad Kece.
Baca Juga: PA 212 Ancam Demo Besar Anti Muhammad Kece, Penghina Nabi Muhammad
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah turut bereaksi terkait penyataan Youtuber Muhammad Kece yang belakangan menuai sorotan keras dari masyarakat luas. Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menilai, ucapan Muhammad Kece begitu murahan, tidak berdasar dan bahkan tidak logis.
"Saya menilai, pernyataan seorang yang menyebut dirinya Muhammad Kece itu tidak berdasar, tidak logis, pernyataan yang murahan, dan picisan," ungkap Abdul Mu'ti saat dikonfirmasi, Senin (23/8/2021).
Menurut Mu'ti, Muhammad Kece terkesan mencari sensasi melalui pernyataannya yang menuduh Nabi Muhammad seorang iblis dan pendusta. Bahkan, ada kesan kalau sang Youtuber hendak meraup popularitas hingga materi.
"Ada kesan yang bersangkutan sedang mencari sensasi, popularitas untuk mendapatkan materi," sambungnya.
Atas hal itu, Mu'ti mewakili PP Muhammadiyah mengimbau masyarakat untuk tidak terprivokasi dengan pernyataan Muhammad Kece. Sebab, hal itu dapat membuat kegaduhan di tengah masyarakat dan memancing permusuhan.
Baca Juga: Setuju Kritikan Gus Baha Tentang Soekarnoisme, PA 212 Minta PDIP Dibubarkan
"Karena itu saya mengimbau pada masyarakat untuk tidak terpengaruh dan terprovokasi dengan isi materi dan pernyataan yang bersangkutan karena dapat menimbulkan kegaduhan di masyarakat, dapat memancing permusuhan dan merusak kerukunan antarumat beragama yang selama ini sudah terbina begitu baik," ujar Mu'ti.
Jin dalam Alquran
Alquran sebagai kitab suci umat Islam dan sumber rujukan utama membahas berbagai hal dalam kehidupan. Salah satu yang dijelaskan di Alquran adalah soal jin.
Menyadur dari NU Online, 'Penjelasan Makhluk Jin dalam Al-Quran' oleh Fathoni Ahmad, dijelaskan bahwa Pakar Tafsir Alquran Muhammad Quraish Shihab membuat buku yang membahas tentang malaikat dan jin dalam Alquran.
Dalam bukunya, Quraish Shihab menjelaskan bahwa jin secara harfiah bermakna sesuatu yang tersembunyi.
Makna tersebut menunjukkan bahwa jin adalah makhluk halus. Sifat halusnya jin bisa menyerupai manusia secara fisik, namun manusia sendiri tidak bisa melihat jin secara kasat mata, kecuali orang tersebut mempunyai kemuliaan dan keistimewaan.
Pakar-pakar Islam tidak mengingkari bahwa ayat-ayat Alquran berbicara tentang jin, tapi mereka memahami jin tidak dalam pengertian hakiki.
Terdapat tiga pendapat dari pakar-pakar Islam terkait jin ini.
- Memahami jin sebagai potensi negatif manusia. Karena menurut pandangan ini, yang membawa manusia pada hal-hal positif adalah malaikat, sementara hal negatif adalah jin dan setan.
- Memahami jin sebagai virus dan kuman penyakit.
- Memahami jin sebagai jenis makhluk manusia liar yang belum beradab.
Keberadaan jin diterangkan di Alquran, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" (QS. Adz Dzariyat [51:56]).
Kisah Gus Baha Mengimami Jin
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha dalam sebuah kesempatan pengajian, ia pernah mengisahkan bahwa dirinya sering dimakmumi bangsa jin. Bukannya bangga dengan kemampuannya, Gus Baha justru dibuat kerepotan.
“Kiai-kiai berpesan ‘kamu alimlah kalau punya khodim jin itu jangan,” ujar Gus Baha menyampaikan pesan para kiai, seperti dikutip dari NU Online.
Dikatakan Gus Baha bahwa dunia jin itu sangat mengerikan. Jika seseorang memiliki khodim jin dan tidak kuat, maka akan berdampak pada anaknya kelak.
“Pokonya kepenak (enak) kalau tidak pernah bersentuhan dengan alam gaib (bangsa jin),” pesan Gus Baha singkat.
Ahli tafsir asal Rembang ini juga pernah mendapat wasiat dari ayahnya, Kiai Nursalim bahwa jangan sekali-kali memimpin jin. Sebab, sebaik-baik jin dia memiliki sifat mencurangi. Hal itu dibuktikan dengan kisah Nabi Sulaiman yang dicurangi jin lalu diabadikan dalam Al-Quran.