"Hilang sudah akal sehat para pejabat negeri kita sekarang ini. Kebijakan yang sangat menyesatkan," tegas warganet.
Sebelumnya, rencana KPK menggandeng koruptor dalam penyuluhan korupsi disampaikan Deputi Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, Wawan Wardiana. Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan sosialisasi ke sejumlah penjara.
Ternyata, KPK telah menyeleksi napi koruptor di Lapas Sukamiskin dan Tangerang. Mereka memilih napi korupsi yang bisa diajak bekerja sama dalam penyuluhan anti korupsi.
Dari hasil seleksi, KPK hanya menemukan 7 koruptor yang dinyatakan lolos. Nantinya, 7 napi itu akan dilibatkan dalam program penyuluhan anti korupsi.
Adapun koruptor yang dilibatkan dalam program ini adalah mereka yang akan bebas, atau masa hukumannya hampir selesai.
"Itu yang pertama kegiatannya adalah sosialisasi. Sosialisasi kepada mereka narapidana yang selektif sebetulnya yang ada dua tahun lagi akan keluar," jelas Wawan dalam konferensi pers di Gedung KPK Jakarta, Jumat (20/8/2021).
"Ada (napi koruptor) yang beberapa bulan lagi akan keluar. Memang sudah menjalani hukumannya itu tinggal sebentar lagi lah," lanjutnya.
Wawan menjelaskan alasan menggandeng napi koruptor agar mereka bisa menyampaikan testimoni. Menurutnya, testimoni koruptor bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat umum agar tidak melakukan korupsi.
"Jadi edukasi bagi semua pihak untuk memetik pelajaran dari perjalanan mereka. Bagaimana perihnya pada saat mulai disebut sebagai tersangka," ujar Wawan.
Baca Juga: Pilih 7 Napi Korupsi Ketimbang 51 Pegawai Berprestasi, Boyamin : Firli CS Sesat Pikir
"Kemudian bagaimana perasaan mereka, keluarga, anak, baru jadi tersangka, divonis, dan seterusnya. Apa yang terjadi lagi ternyata lebih menyedihkan bagi kami yang mendengarkan," pungkasnya.