Suara.com - Beredar foto wanita Afghanistan yang dibelenggu kakinya dengan rantai, lalu diseret oleh suami mereka saat keluar rumah.
Foto tersebut dibagikan oleh akun Twitter @crzygautam. Dalam gambar, terlihat 3 orang wanita memakai burqa hitam yang kakinya dirantai oleh seorang pria yang mendahului mereka.
Pria tersebut juga terlihat membawa rantai. Akun ini lantas memberikan narasi bahwa foto tersebut adalah 3 wanita Afghanistan yang kakinya dibelenggu dengan rantai oleh suami mereka.
Tak sampai di situ, akun ini juga menambahkan narasi bahwa seorang laki-laki di Afghanistan biasanya memiliki 2 sampai 3 istri di rumahnya. Sang suami biasa mengikat kaki istri-istri mereka dengan rantai.
Baca Juga: UNESCO Serukan Perlindungan 6 Situs Bersejarah di Afghanistan Ada Apa Saja?
Postingan @crzygautam disukai sebanyak 76 akun, dibagikan sebanyak 40 kali. Foto itu beredar di tengah kondisi kejatuhan pemerintahan resmi Afghanistan di tangan Taliban.
Adapun narasi yang dibagikan sebagai berikut:
"1990’s Taliban Afghanistan – When women were dragged with shackles on their feet. There used to be 2/3 wives of a husband in every house, whose feet were tied with chains."
Terjemahan:
"Taliban Afghanistan 1990 – Ketika wanita diseret dengan belenggu di kaki mereka. Dulu ada 2/3 istri dari seorang suami di setiap rumah, yang kakinya diikat dengan rantai. #AfghanWomen."
Baca Juga: Mengharukan, saat Deretan Bayi Afghanistan Dititipkan ke Tentara AS
Lantas benarkah foto dengan narasi tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, foto ketiga wanita yang dirantai oleh suami mereka saat keluar rumah tidak benar.
Taliban memang benar memberlakukan hukum Syariah yang cenderung represif terhadap kebebasan wanita. Diantaranya melarang wanita bersekolah, bekerja, dan pembatasan partisipasi di ruang publik.
Bahkan, akan ada hukuman keras apabila melanggar, termasuk hukuman mati. Kendati demikian, foto dalam postingan @crzygautam adalah hasil editan dan tidak terjadi di Afghanistan.
Hal ini terungkap setelah melakukan penelusuran fakta dengan menggunakan Yandex Reverse Image. Hasilnya, ditemukan foto serupa dan digunakan sebagai cover buku berbahasa Arab yang penulisnya bernama Saib Waddah.
Buku itu jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, berjudul “Pembunuhan Bayi Perempuan: antara Teks Suci dan Maskulin Complex”. Buku tersebut dipublikasikan pada tahun 2014.
Dalam cover buku tersebut, tidak terlihat sama sekali sebuah rantai yang dibawa oleh seorang pria. Foto asli juga tidak menunjukkan rantai yang mengikat kaki 3 wanita di belakangnya.
Dilansir dari Indiatoday.in, ditemukan foto yang orisinil di laman trekearth.com. Foto asli tersebut dipublikasikan pada tahun 2006.
Foto yang sama persis memperlihatkan 3 wanita memakai burqa hitam berjalan di belakang seorang pria. Namun, tidak terlihat sama sekali adanya rantai yang dibawa seorang pria atupun di kaki ketiga wanita tersebut.
Keterangan dalam laman menjelaskan, foto tersebut diambil oleh fotografer bernama Murat Duzyol pada tahun 2003. Murat memberikan keterangan “This photo was taken in Baghdad.The man and his women walking to the city center” (terjemahan: Foto diambil di Baghdad. Seorang pria dan wanitanya pergi ke pusat kota).
Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa foto diambil di Baghdad, Irak bukan di Afghanistan. Murat Duzyol menjelaskan bahwa ia memotret dengan spontanitas dan natural.
Kesan bahwa pria tersebut membelakangi para wanita karena alasan gender juga tidak benar. Murat menjelaskan bahwa pria dan wanita tersebut tidak mengenal satu sama lain.
Walau begitu, tiga wanita yang yang memakai burqa hitam jelas saling mengenal. Adapun kondisi pria pada foto diketahui bahwa ia menjadi bagian dari pertemuan belasungkawa untuk warga sipil di Irak yang tertembak mati saat menunaikan Salat Jumat.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka foto wanita Afghanistan yang dirantai kakinya oleh suami mereka merupakan hasil editan dan hoaks.
Narasi tersebut masuk ke dalam kategori konten yang dimanipulasi.