Suara.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan mundurnya Amerika Serikat, karena AS menginginkan adanya perang saudara antara Kelompok Taliban dengan tentara Afghanistan.
Namun usai tentara Amerika Serikat keluar dari Afghanistan, tentara Afghanistan justru tak berperang dengan Taliban.
"Maka yang terjadi sebenarnya Amerika mengharapkan ada perang saudara antara tentara pemerintah Afghanistan yang dilatih oleh Amerika dan Taliban. Kita tahu semua itu setelah Amerika mau pergi, Taliban maju, tentara-tentara pemerintah tidak ada yang melawan, semua tidak mau perang saudara," ujar JK dalam diskusi secara virtual bertema " Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia, Sabtu (21/8/2021).
JK menuturkan bahwa yang hebat bukanlah milisi Taliban, melainkan mundurnya tentara Afghanistan. Sehingga tidak terjadi perang saudara di Afghanistan.
Baca Juga: Sadis! Taliban Disebut Bakar Perempuan Afghanistan karena Masakannya Tidak Enak
"jadi ini bukan Taliban itu hebat, tapi karena tentara pemerintah Afghanistan mundur. Jadi malah melarikan diri ke negara-negara sekitar Pakistan," ucap JK.
"Tentara Afghanistan justru meninggalkan dan tidak mau berperang. Menurut saya ini solusi yang terbaik tidak terjadi perang saudara," sambungnya.
Ketua Dewan Masjid Indonesia itu memprediksi , jika terjadi perang saudara, akan terjadi kerusakan di Afghanistan.
"Kalau terjadi perang saudara, habislah Afghanistan dan umat Islam juga bisa habis. Karena sistem mereka tidak mau perang, tidak juga mau menyerah, tidak mau perang. Maka, terjadi seperti sekarang ini, Taliban menduduki Kabul dan kota-kota lain dan terjadi pengalihan pemerintahan," tutur dia.
Tak hanya itu, JK mengungkapkan Kelompok Taliban sebenarnya menginginkan adanya perdamaian dengan pemerintah Afghanistan.
Baca Juga: Warga Afganistan Semakin Putus Asa: Taliban Akan Bunuh Kami
"Waktu saya berbicara dengan mereka, mereka sebenarnya ingin damai, antar pemerintah ingin power sharing semuanya," kata JK.
JK juga menyebut mundurnya Amerika Serikat dari Afghanistan, karena takut mempermalukan dirinya sendiri.
Pasalnya Amerika Serikat tak ingin pengalaman Vietnam terulang yang dinilai gagal.
"Tapi yang paling resah di Afghanistan itu justru Amerika. Dia tidak mau seperti Vietnam pulang terbirit birit. Karena itu dia menerima suatu perundingan yang pada akhirnya akhir tahun lalu disetujui bahwa mereka Amerika Serikat akan meninggalkan Afghanistan," ucap dia.
"Dan itu semuanya keresahan dan perang 20 taun perang yang terlama dalam sejarah Amerika danperang yang tidak dimenangkan oleh Amerika," imbuhnya.