Kasus Jual Beli Jabatan, KPK Cecar Walkot Tanjungbalai Syahrial Soal Bukti Elektronik

Jum'at, 20 Agustus 2021 | 14:11 WIB
Kasus Jual Beli Jabatan, KPK Cecar Walkot Tanjungbalai Syahrial Soal Bukti Elektronik
Wali Kota Tanjungbalai, M. Syahrial saat ditahan KPK. (Suara.com/ Welly)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mengusut kasus korupsi jual beli jabatan di Pemerintahan Kota Tanjungbalai tahun 2019.

Lembaga antirasuah telah memeriksa Wali Kota Tanjungbalai nonaktif M. Syahrial sekaligus tersangka kasus suap penanganan perkara yang turut melibatkan eks penyidik KPK dari unsur Polri AKP Stepanus Robin Pattuju.

Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri menyebut penyidik antirasuah mencecar Syahrial terkait bukti elektronik miliknya yang telah disita. Diduga barang bukti itu ada kaitannya dengan kasus jual beli jabatan yang kini tengah diusut KPK.

"Yang bersangkutan dikonfirmasi antara lain mengenai berbagai isi dari bukti elektronik miliknya yang diduga terkait dengan perkara tersebut," kata Ali saat dikonfirmasi, Jumat (20/8/2021).

Sebelumnya, Syahrial dalam kasus suap penanganan perkara telah masuk ke tahap persidangan. Ia pun telah didakwa Jaksa KPK memberikan uang suap kepada Robin Rp 1.695.000.000,00.

Syahrial disebut meminta bantuan kepada Robin saat ada permasalahan ketika ia ingin kembali maju dalam pilkada Tanjungbalai.

Bantuan itu terkait adanya informasi laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI soal pekerjaan di Tanjungbalai dan keterlibatan terdakwa Syahrial dalam perkara jual beli jabatan di Pemerintahan Kota Tanjungbalai yang sedang ditangani oleh KPK.

Dalam pertemuan itu penyidik Robin menyetujui dan siap membantu Syahrial.

Selanjutnya Robin pun berkoordinasi dengan rekannya bernama Maskur Husein seorang advokat.

Baca Juga: Dibongkar di Sidang, KPK Klaim Bakal Tanya Syahrial soal Lili Pintauli Diduga Bantu Kasus

Keduanya pun bersepakat meminta uang imbalan kepada Syahrial mencapai Rp 1,5 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI