Suara.com - Menyadur India Today Kamis (19/08), harga penutup wajah tersebut naik hingga 10 kali lipat karena pemerintahan Taliban mewajibkan perempuan untuk menutupi tubuh dan wajah mereka dengan burqa.
Berdasarkan sejarah ketika Taliban memimpin sebelumnya, wanita Afghanistan juga dilarang sekolah, bekerja atau meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki.
CNN melaporkan seorang wanita di Kabul hanya memiliki satu atau dua burqa untuk dipakai bergantian oleh dia, saudara perempuan dan ibunya.
"Jika kami tidak memiliki burqa, kami harus mendapatkan sprei atau sesuatu untuk membuatnya menjadi syal yang lebih besar," katanya.
Baca Juga: Sebut Burqa Tidak Wajib, Begini Janji Taliban Kepada Kaum Perempuan di Afghanistan
Seorang lulusan universitas berusia 25 tahun, yang bekerja untuk LSM lokal di Herat, Afghanistan mengatakan tidak meninggalkan rumah selama beberapa minggu karena konflik.
Dari pembicaraannya dengan warga lain, dia mengatakan hanya ada sedikit wanita di jalanan, bahkan dokter wanita kini tinggal di rumah sampai situasinya lebih terkendali.
"Saya tidak bisa menghadapi pejuang Taliban. Saya tidak memiliki perasaan yang baik tentang mereka."
"Tidak ada yang bisa mengubah sikap Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan, mereka masih ingin perempuan tinggal di rumah," katanya seperti dikutip kantor berita AP.
"Saya tidak berpikir saya akan siap untuk mengenakan burqa," katanya, mengacu pada jubah biru yang dikenakan perempuan di bawah pemerintahan Taliban.
Baca Juga: Preman Taliban Mengeksekusi Seorang Perempuan Afghanistan Tidak Kenakan Burqa
"Saya tidak bisa menerimanya. Saya akan memperjuangkan hak saya, apa pun yang terjadi," katanya.