Wanita Afghanistan Rela Serahkan Bayi Melalui Kawat Berduri karena Putus Asa

Kamis, 19 Agustus 2021 | 17:47 WIB
Wanita Afghanistan Rela Serahkan Bayi Melalui Kawat Berduri karena Putus Asa
Sebuah rilis foto dari Kementerian Pertahanan Inggris, pasukan AD Inggris hendak turun dari pesawat RAV Voyager, sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Kabul pada Minggu (15/8/2021). Mereka tergabung dalam Operasi PITTING untuk mengevakuasi warganya dari Afghanistan. (Foto: via AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan wanita menyerahkan bayi mereka melalui kawat berduri kepada tentara Inggris untuk diselamatkan.

Video itu dibagikan di Instagram oleh Rustam Wahab dan mengungkapkan bagaimana orangtua rela berpisah dengan anak mereka di Bandara Hamid Karzai dan meminta orang lain untuk menurunkan bayinya ke garis depan.

"Orang-orang sangat ingin melarikan diri dari T-ban sehingga mereka melewati bayi dan anak-anak ke depan gerbang di bandara Kabul."

Bayi itu terlihat menangis saat orang-orang melewatinya ke depan antrean.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, IMF Blokir Dana Utangan untuk Afganistan

Seorang pejabat senior Inggris di lapangan di bandara mengatakan kepada Sky News UK bahwa situasinya sangat sulit saat itu hingga banyak orangtua putus asa.

"Mengerikan, para wanita melemparkan bayi mereka ke kawat berduri, meminta tentara untuk membawa mereka, beberapa terjebak di kawat.

"Saya mengkhawatirkan anak buah saya, saya menasihati beberapa orang, semua orang menangis tadi malam."

Setelah Taliban berkuasa, warga memilih untuk meninggalkan Afghansitan dengan berbagai cara termasuk berpegangan pada roda pesawat untuk terbang menjauh dari negara itu.

Sebuah video juga menunjukkan dua orang tewas setelah karena jatuh dari pesawat setelah lepas landas.

Baca Juga: Blak-blakan! Cerita Jusuf Kalla Pernah Dituduh Berkomplot dengan Taliban

Sementara itu, dalam jumpa persnya, Taliban berjanji akan memberikan perdamaian pada warga Afghanistan. Namun laporan tentang kekerasan masih terus mengalir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI