Suara.com - Mantan presiden Afghanistan Ashraf Ghani bersumpah akan pulang ke negaranya dan berjanji akan melanjutkan perjuangannya.
Menyadur Anadolu Agency Kamis (19/8/2021), Ashraf Ghani mengeluarkan pernyataan dari Uni Emirat Arab, setelah dilaporkan sempat kabur ke Tajikistan.
Pernyataan Ghani juga muncul setelah adanya pembicaraan antara mantan Presiden Hamid Karzai dan negosiator perdamaian Taliban Abdullah Abdullah.
Pada hari Minggu, Ghani meninggalkan Afghanistan ketika Taliban mengambil kendali ibukota Kabul setelah pasukan pemerintah Afghanistan menyerah.
"Saya bangga kepada pasukan keamanan kami, mereka belum dikalahkan, kami mengalami kekalahan di bagian politik," buka Ghani dalam pernyataannya.
"Itu adalah kegagalan kepemimpinan pemerintah, kepemimpinan Taliban dan komunitas internasional. Itu adalah kegagalan proses perdamaian," sambungnya.
Ghani juga mengungkapkan ingin mentransfer kekuatan ke Taliban dengan damai, namun diusir dari Afghanistan tanpa kehendaknya.
"Saya diberitahu bahwa Taliban berada di Kabul ... ada kesepakatan bahwa Taliban tidak akan memasuki Kabul. Tetapi mereka melakukannya,"
"Saya tidak ingin digantung karena, sebagai presiden, saya kehormatan Afghanistan. Saya tidak takut mati," katanya.
Baca Juga: Kisah Warga Afghanistan Lari dari Taliban: Kami Tidak Bisa Menyelamatkan Keluarga Kami
Ghani juga mengatakan bahwa dia tidak berniat melarikan diri dari negaranya atau tinggal di pengasingan.