Aktivis Sebut Korban Tewas Kudeta Myanmar Tembus 1000 Orang

Rabu, 18 Agustus 2021 | 20:30 WIB
Aktivis Sebut Korban Tewas Kudeta Myanmar Tembus 1000 Orang
Suasana pemakaman Khant Nyar Hein, mahasiswa kedokteran berusia 17 tahun di Yangon, Myanmar (16/3/2021). [Foto/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korban tewas kekerasan militer Myanmar telah menembus 1000 orang sejak junta mengambil alih negara itu dengan menggulingkan Aung San Suu Kyi enam bulan yang lalu.

Menyadur France 24 Rabu (18/08), angka ini dirilis oleh kelompok advokasi Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).

Aktivis yang tergabung dalam kelompok itu mengatakan, angka yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dari laporan yang terverifikasi ini.

"Selama militer berkuasa, mereka akan terus membunuh pemuda, profesional seperti dokter dan guru, pria, wanita dan anak-anak. Mereka tidak hanya membunuh hidup kita tetapi juga masa depan negara dan harapan demokrasi."

Baca Juga: Aktivis Pilih Lompat dari Gedung Daripada Ditangkap Polisi Myanmar

Ko Bo Gyi - yang kelompoknya disebut sebagai organisasi "melanggar hukum" oleh junta dan saat ini bersembunyi - juga menuduh pihak berwenang mempersenjatai Covid-19 saat negara itu menghadapi gelombang mematikan.

Htar Htet Htet, ratu kecantikan Myanmar yang siap lawan junta militer. (Facebook/Htar Htet Htet)
(Ilustrasi) Htar Htet Htet, ratu kecantikan Myanmar yang siap lawan junta militer. (Facebook/Htar Htet Htet)

Sejauh ini, Myanmar telah mencatat lebih dari 360.000 kasus dan 13.623 kematian akibat Covid-19.

Krisis kesehatan diperburuk dengan kurangnya perawatan medis formal karena banyak rumah sakit kosong sejak staf bergabung dengan pemogokan nasional melawan junta militer.

Pasien juga enggan pergi ke rumah sakit yang dikelola militer, membuat antrean panjang untuk oksigen dan pasokan medis di apotek di seluruh Yangon.

Junta militer sebelumnya selalu membenarkan kudeta dengan alasan kecurangan pemilihan tahun lalu dan memberikan angka kematian warga sipil yang jauh lebih rendah.

Baca Juga: Sadis! Balita 1 Tahun Tewas Ditembak di Myanmar, Sang Ayah Luka-luka

Foto diambil tanggal 29 Juni 2021, sekelompok tenaga medis tengah mengangkat peti jenazah korban Covid-19 di salah satu wilayah Tedim, Myanmar. (Foto: Tedim POST/AFP)
Foto diambil tanggal 29 Juni 2021, sekelompok tenaga medis tengah mengangkat peti jenazah korban Covid-19 di salah satu wilayah Tedim, Myanmar. (Foto: Tedim POST/AFP)

Pihak berwenang juga mengatakan pada bulan Juni bahwa lebih dari 90 anggota pasukan keamanan tewas dalam bentrokan.

Pemimpin yang digulingkan, Aung San Suu Kyi menghadapi serangkaian tuntutan kriminal, mulai dari memiliki walkie-talkie ilegal hingga melanggar undang-undang rahasia negara.

Panglima Angkatan Darat Min Aung Hlaing kemudian dilantik sebagai perdana menteri dari pemerintahan 'penjaga, yang dijuluki Dewan Administrasi Negara oleh junta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI