Korban Tewas Akibat Gempa Nyaris 2.000 Jiwa, Haiti Butuh Bantuan Internasional

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 18 Agustus 2021 | 13:25 WIB
Korban Tewas Akibat Gempa Nyaris 2.000 Jiwa, Haiti Butuh Bantuan Internasional
Gempa dahsyat di Haiti [foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Saat ini, sekitar setengah juta anak Haiti tidak memiliki atau memiliki akses terbatas ke tempat penampungan, air bersih, perawatan kesehatan dan gizi."

PBB mengatakan mereka telah mengalokasikan dana darurat 8 juta dolar (Rp 115,1 miliar) untuk membantu para penyintas.

Negara-negara Amerika Latin seperti Venezuela, Chile, Meksiko, Panama, Kolombia dan negara tetangga Republik Dominika mengirimkan makanan, obat-obatan dan keperluan lain. Amerika Serikat juga mengerahkan pasokan dan tim penyelamat

Meski geng-geng kriminal menutup akses jalan selama berbulan-bulan, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan "negosiasi berhasil" dicapai sehingga konvoi bantuan bisa menjangkau Les Cayes.

Rumah sakit di Les Cayes, sekitar 150 km arah barat ibu kota Port-au-Prince, bahkan lebih kewalahan pada Selasa ketika para pasien yang dirawat di tenda-tenda dipindahkan ke dalam gedung untuk menghindari badai tropis.

Direktur RS Peterson Gede mengatakan paramedis sudah berusaha melakukan yang terbaik.

"Kami tak mampu menangani semua pasien," kata dia. "Dan kami sudah menerima bantuan, tapi tidak cukup."

Di kampung tenda di Les Cayes yang banyak ditinggali anak-anak dan bayi, lebih dari seratus orang berusaha memperbaiki atap darurat dari batang kayu dan terpal yang rusak akibat badai Grace. Beberapa dari mereka berlindung di bawah lembaran plastik.

Mathieu Jameson, wakil kepala komite yang dibentuk oleh penghuni kampung tenda, mengatakan ratusan orang di sana sangat membutuhkan makanan, tempat berlindung dan perawatan kesehatan.

Baca Juga: Diguncang Gempa 4.5 M, Warga Tasikmalaya Ngaku Tak Rasakan Getaran

"Kami tak punya dokter. Kami tak punya makanan. Tiap pagi warga baru bertambah. Kami tak punya kamar mandi, tak ada tempat untuk tidur. Kami perlu makanan, kami perlu lebih banyak tenda," kata Jameson, menambahkan bahwa kampung tenda masih menunggu bantuan pemerintah. (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI