AS Cabut dari Afghanistan, Giliran China Masuk

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 18 Agustus 2021 | 09:44 WIB
AS Cabut dari Afghanistan, Giliran China Masuk
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid saat konferensi pers di Kabul, Selasa (17/8/2021). (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minggu (15/8/2021) menjadi hari bersejarah bagi warga Afghanistan, khususnya para pejuang Taliban. Hari itu, mereka berhasil merebut ibu kota Kabul dan menjadi tanda berakhirnya perang dengan Amerika Serikat selama 20 tahun.

Pemerintah Presiden Ashraf Ghani yang didukung AS dan sekutu barat bahkan memilih kabur ke luar negeri setelah para pejuang Taliban menguasai ibu kota dan istana presiden. Ribuan warga yang ketakutan membanjiri jalanan dan bandara Kabul, mencoba berusaha keluar dari negara itu.

Pesatnya kekuasan Taliban tak lepas dari keputusan AS menarik seluruh pasukannya di Afghanistan. Kondisi itu menjadikan, pemerintah Afghanistan menjadi 'lemah' dalam menangkal kekuatan Taliban.

Melansir laman VOA Indonesia, Rabu (18/8/2021), setelah AS cabut dari Afghanistan, China menyatakan siap untuk memajukan hubungannya dengan Taliban, namun sejumlah pakar kebijakan luar negeri menilai Beijing tetap khawatir atas hal yang dapat terjadi selanjutnya.

Mereka juga berpandangan negara di Asia Timur itu kemungkinan tidak mencurahkan komitmen terkait keamanan dan ekonomi yang luas ke Afghanistan dalam waktu dekat.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Senin (17/8) berbicara dengan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengenai perkembangan di Afghanistan. Departemen Luar Negeri menyatakan keduanya membahas situasi keamanan dan upaya masing-masing negara untuk membawa warganya ke tempat yang aman.

“China tetap berhubungan dan berkomunikasi dengan Taliban Afghanistan atas dasar menghormati sepenuhnya kedaulatan Afghanistan dan kehendak semua pihak di negara itu dan memainkan peran konstruktif dalam mencari solusi politik untuk masalah Afghanistan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying hari Senin dalam jumpa pers.

Pernyataan Hua itu dinilai sebagai indikasi terbaru bahwa China meletakkan dasar untuk mendukung Taliban sebagai pemerintah yang sah di Afghanistan.

Pada 28 Juli 2021, Wang Yi bertemu dengan kepala politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar di Tianjin. China berharap Taliban Afghanistan akan “bersatu dengan berbagai partai politik dan kelompok etnis untuk membentuk struktur politik yang luas dan inklusif.”

Baca Juga: Mantan Narapidana Abdul Ghani Baradar Bakal Pimpin Emirat Islam Afganistan

Taliban mengungkapkan harapannya untuk mengembangkan hubungan baik dengan China dalam pembangunan kembali Afghanistan dan tidak akan pernah membiarkan pasukan mana pun menggunakan wilayah Afghanistan untuk menyakiti China, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, Senin (17/8).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI