Suara.com - Kaum dokter berperan penting menyuntikkan rasa kebangsaan dan membuka jalan kemerdekaan Indonesia. Kaum yang sama juga tengah berjuang agar warga bebas dari wabah covid-19. Tapi kini mereka masygul.
KETIKA mayoritas warga merayakan hari kemerdekaan, Selasa 17 Agustus 2021, tercatat sudah 640 dokter dan 624 perawat yang gugur dalam peperangan melawan hawar covid-19.
Dr dr Tri Maharani MSi SpEM menilai, ini merupakan bukti nyata gagalnya negara dalam melindungi tenaga kesehatan atau nakes pada masa pandemi.
Belum lagi ditambah masifnya stigmatisasi terhadap nakes, “Sehingga Indonesia menjadi negara dengan angka kematian nakes akibat covid-19 nomor satu di dunia,” kata dr Maha.
Tak banyak yang mengetahui, gaya hidup dokter sebenarnya banyak yang tak berkesesuaian dengan pesan-pesan mereka kepada pasien.
Dokter selalu meminta pasien untuk hidup sehat, tapi nakes sendiri sangat susah menerapkannya untuk diri sendiri.
Tenaga kesehatan, kata dokter Maha, seringkali bekerja di bawah tekanan sampai tak sempat memikirkan kesehatan diri sendiri.
"Ini masalah habbit atau lifestyle dari para dokter atau seluruh nakes termasuk perawat, tentang kesehatan diri mereka. Ada kalanya mereka dipaksa kerja terlalu keras sehingga mereka tidak mengingat kapan olahraga, kapan bersenang-senang, karena itu seharusnya ada," kata dokter Maha kepada Suara.com, Jumat (14/8/2021).
Gaya hidup ini, bukan dibentuk sendiri oleh dokter, melainkan sistem kerja di Tanah Air yang sangat tidak manusiawi sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, mereka harus menjalaninya untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Waspada, Dokter Bilang COVID-19 Bisa Bikin Otak Lemot Loh!
"Tidak ada standar gaji di Indonesia, sehingga nakes harus bekerja sangat keras untuk mendapatkan sebuah hidup yang layak, apalagi kalau dihitung ongkos sekolah mereka ya tidak sebanding," ucapnya.