Jokowi Kenakan Pakaian Adat Baduy, Politisi Demokrat: Angkat Spirit Nasionalisme

Selasa, 17 Agustus 2021 | 13:24 WIB
Jokowi Kenakan Pakaian Adat Baduy, Politisi Demokrat: Angkat Spirit Nasionalisme
Presiden Joko Widodo memberi salam saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2021 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron menilai ada makna kesederhanaan yang ingin disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengenakan busana tradisional Suku Baduy dalam Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8).

Meski menurut Herman semua pakaian adat mengandung unsur kesederhanaan, tapi dalam balutan pakaian Suku Baduy terlihat saat dipakai Jokowi.

Jokowi sendiri tampil dengan pakaian berkelir hitam dipadu ikat kepala berwarna biru.

"Semua baju adat sebenarnya sederhana dan memang baju adat Baduy seperti halnya adat Sunda simpel," kata Herman dihubungi, Selasa (17/8/2021).

Baca Juga: Presiden Jokowi Kenakan Pakaian Adat Baduy, Wagub Banten: Kita Patut Bangga

Selain itu, Herman juga menyoroti kebiasaan Jokowi yang kerap tampil berbusana tradisional dalam setiap acara kenegaraan.

Dia menilai, tradisi Jokowi yang diikuti ajaran pemerintah itu tentunya berdampak positif terutama membangun nasionalisme lewat nilai-nilai budaya.

"Sudah menjadi kebiasaan di pemerintahan saat ini, presiden selalu menggunakan pakaian adat, tentu bagus untuk mengangkat spirit nasionalisme melalui kekhasan daerah. Mungkin sekali waktu rapat resmi dengan menggunakan batik, karena batik adalah pakaian khas tradisional Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Pembangunan Manusia Abetnego Tarigan menyatakan, pakaian adat Suku Baduy yang dikenakan Presiden Jokowi di sidang tahunan MPR 2021 sebagai upaya apresiasi kepala negara terhadap eksistensi suku tersebut.

Dia mengemukakan, tidak hanya mengapresiasi keluhuran nilai-nilai adat dan budaya suku Baduy, hal itu juga menangkal stigma negatif terhadap Suku Baduy.

Baca Juga: Pakai Baju Adat Baduy, Alasan Jokowi Tak Bawa Golok Saat Pidato Kenegaraan

"Presiden mengangkat ke tingkat paling tinggi di salah satu acara kenegaraan. Hal ini dapat dimaknai sebagai cara presiden untuk menghentikan stigma dan makna negatif dari penyebutan suku Baduy," ucap Abetnego Tarigan, Senin (16/8/2021).

KSP juga menganggap, langkah Jokowi menggunakan pakaian adat dan mengangkat kebudayaan Suku Baduy dalam acara kenegaraan ini merupakan suatu inisiatif yang baik dalam menekankan kebinekaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI